GNPIP Sinergi Perkuat Ketahanan Pangan di Kabupaten Rote Ndao

by
GNPIP lewat BI Perwakilan NTT, perkuat ketahanan pangan di Kabupaten Rote Ndao. (Foto: ist)

BERITABUANA.CO, BA’A – Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersinergi dengan seluruh pihak, dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di Kabupaten Rote Ndao.

Keberhasilan sinergi tersebut, dibuktikan dengan panen raya komoditas padi, yang dipimpin Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena di lahan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat.

Siaran pers Humas BI Perwakilan NTT, Selasa (6/5/2025) menjelaskan kegiatan juga dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati, Bupati Rote Ndao Paulus Henuk, dan Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Samuel Pandie.

Dalam sambutannya, Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena menekankan perlunya dukungan dari masyarakat, untuk mengkonsumsi produk asli NTT, guna mengurangi ketergantungan produk dari provinsi lain.

Sedangkan Anggota Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan menegaskan, sejarah Provinsi NTT dimulai bersamaan dengan Provinsi Bali dan NTB. Apabila Provinsi Bali berfokus pada pariwisata dan NTB dengan pertambangan, maka NTT berfokus pada Pertanian.

“Kami berkomitmen untuk menjadikan Provinsi NTT, khususnya Kab. Rote Ndao, menjadi salah satu sumber pangan Indonesia. Tentunya atas dukungan dan kerjasama seluruh masyarakat” ujar Ahmad Yohan.

Hal senada disampaikan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie bahwa GMIT siap berkontribusi menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), mengingat gereja dan pemerintah merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan.

Audiens
Pada kesempatan yang berbeda. Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati melakukan audiensi dengan Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk.

Agus Widjajati menegaskan bahwa total nilai kredit pembiayaan, yang disalurkan ke Provinsi NTT mencapai Rp55 triliun, namun nilai kredit di sektor pertanian yang menyerap mayoritas tenaga kerja dan menjadi sektor primer di NTT, termasuk Kabupaten Rote Ndao, hanya di kisaran Rp3 triliun atau kurang dari 10 persen.

“Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan optimalisasi potensi dari Kabupaten Rote Ndao, melalui penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) sampai dengan tata kelola dan proses bisnis kegiatan usaha,” ujar Agus Widjajati.

Paulus Henuk apresiasi penjelasan Kepala BI Perwakilan NTT, dan siap melakukan Optimalisasi potensi kedepannya. (*/iir)