Netanyahu Ancam Akhiri Gencatan Senjata, Hamas Sebut Israel Bertanggung Jawab

by
PM Israel, Benjamin Netanyahu. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, YERUSALEM – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengancam akan mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas, jika kelompok tersebut tidak membebaskan sandera Israel sebelum Sabtu siang.

“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Zionis akan melanjutkan pertempuran sengit hingga Hamas dikalahkan secara tegas,” kata Netanyahu dalam pernyataan video, dikutip beritabuana.co, pada Kamis (13/2/2025).

Ia menambahkan bahwa keputusan ini telah disetujui oleh para menteri kabinetnya dalam pertemuan selama empat jam.

Ancaman Netanyahu datang sehari setelah Hamas mengumumkan penundaan pembebasan sandera yang sebelumnya dijadwalkan pada Sabtu besok (15/2/2025) waktu setempat.

Hamas menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata selama Israel mematuhinya.

“Rezim Israel memikul tanggung jawab penuh atas segala komplikasi atau keterlambatan,” kata Hamas dalam pernyataan resminya.

Peringatan Sekjen PBB

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres memperingatkan agar konflik tidak kembali pecah, karena dapat menyebabkan tragedi besar di Gaza. “Kedua belah pihak harus sepenuhnya mematuhi komitmen mereka dalam perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan negosiasi serius di Doha untuk fase kedua,” ujar Guterres melalui media sosial X.

Kecaman Negara Arab

Di tengah meningkatnya ketegangan, rencana kontroversial Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza dan merelokasi warga Palestina ke luar wilayah tersebut mendapat kecaman dari banyak negara Arab dan Muslim. Netanyahu bahkan menyatakan bahwa Arab Saudi bisa mendirikan negara Palestina di sana, karena mereka memiliki banyak lahan.

Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari setelah 15 bulan perang dijadwalkan berlangsung dalam tiga fase, masing-masing berdurasi enam minggu. Fase pertama mencakup pembebasan 33 sandera Israel dan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Hingga saat ini, 21 sandera—16 warga Israel dan lima warga Thailand—telah dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

Meskipun gencatan senjata masih berlaku, kekerasan terus berlanjut. Sejak 19 Januari, setidaknya 118 warga Palestina tewas dan 822 lainnya terluka di Gaza, menurut laporan Kementerian Kesehatan setempat. (Red)