BERITABUANA.CO, PALEMBANG – Sekretaris Satgas Saber Pungli Kemenko Polkam lrjen Pol Dr Andry Wibowo SIK, MH, MSi, menekankan pentingnya pemberantasan pungutan liar (pungli) demi modernisasi pelayanan publik. Ia mencontohkan transformasi layanan PT KAI di era lgnasius Jonan sebagai model yang bisa diterapkan di berbagai sektor.
“Modernisasi bukan hanya soal pemasangan CCTV atau komputerisasi, tetapi juga perubahan mindset (pola pikir) para pelaku birokrasi. Ini adalah tuntutan zaman yang harus kita jalankan, ” ujarnya.
Penegasan ini diungkapkan Andry Wibowo, dalam diskusi publik yang digagas Kesultanan Palembang Darussalam dengan tajuk “Penanggulangan Pungli di Sektor Layanan Publik Kota Palembang, Senin (3/2) di ruang Parameswara, Pemkot Palembang.
Acara diskusi ini dihadiri Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) lV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diraja, serta sejumlah tokoh dan pejabat daerah setempat. Andry juga menyoroti pentingnya birokrasi Indonesia bersaing di tingkat global.
“Tantangan kita bukan hanya bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia, tetapi juga dengan birokrat-birokrat hebat di dunia. Harapan besar Presiden Prabowo adalah mencegah kebocoran anggaran dan melayani rakyat dengan baik,” tambahnya.
Sultan Palembang Darussalam, SMB IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja, turut menyoroti dampak negatif pungli terhadap sektor pariwisata di Sumatera Selatan, khususnya Palembang.
“Pungli membuat wisatawan merasa tidak nyaman, yang pada akhirnya menurunkan daya tarik wisata dan budaya kita. Semua pihak harus bersinergi dalam menghapus praktik ini,” tegasnya.
Staf Ahli Wali Kota Bidang Keuangan, Pendapatan, Hukum, dan HAM, Edison menegaskan bahwa Pemkot Palembang berkomitmen mendukung pemberantasan pungli dengan prinsip gotong royong dan transparansi.
“Jika kita bekerja dengan integritas dan memberi contoh yang baik, saya yakin praktik pungli dapat diberantas secara efektif,” ujarnya.
Selain Edison, diskusi ini dihadiri perwakilan Inspektorat Kota Palembang, Fikrihami, SE, M.; perwakilan Ombudsman Sumsel, Prana Susiko; serta pakar sosiologi perkotaan dari Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Ridho Taqwa, M.Si. (nico)