BERITABUANA.CO, ATHENA – Belanda telah melarang pegawai negeri sipil menggunakan DeepSeek, chatbot kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, menurut laporan media lokal.
Larangan ini diberlakukan oleh Sekretaris Negara untuk Hubungan Kerajaan dan Digitalisasi, Zsolt Szabo, dengan alasan potensi spionase, menurut laporan beritabuana.co, yang mengutip penyiar publik NOS pada Kamis (6/2/2025).
Di tengah tuduhan bahwa DeepSeek menyimpan informasi pribadi untuk dibagikan kepada otoritas negara Tiongkok, Otoritas Perlindungan Data Belanda pada Jumat lalu juga memperingatkan agar penggunaan aplikasi ini dilakukan dengan hati-hati.
“Orang-orang sebaiknya mempertimbangkan dengan bijak apakah mereka benar-benar ingin memasukkan data pribadi dan informasi sensitif lainnya ke dalam aplikasi ini,” demikian pernyataan otoritas tersebut.
Awal pekan ini, Korea Selatan dan Australia juga melarang pejabat di beberapa departemen menggunakan DeepSeek.
Model terbaru DeepSeek dirilis ke publik pada akhir Januari, yang menyebabkan harga saham teknologi AS turun.
Perusahaan mengklaim bahwa chatbot mereka, yang bersaing dengan platform terkemuka seperti ChatGPT milik OpenAI, dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan model sebelumnya dan menggunakan chip semikonduktor yang kurang canggih.
DeepSeek juga menyatakan bahwa produknya menggunakan lebih sedikit memori dan energi dibandingkan pesaingnya, sehingga lebih hemat biaya operasional.
Tak lama setelah dirilis, chatbot asal Tiongkok ini menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple—sesuatu yang jarang terjadi bagi aplikasi asal Tiongkok. (Red)