Kelompok Perumahan Penyebab Terbesar Deflasi M to M Bulan Januari 2025

by
Kepala BPS NTT, Matamira Kale.

BERITABUANA.CO, KUPANG – Penyebab terbesar dari deflasi m to m pada bulan Januari 2025, adalah kelompok Perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, yakni sebesar 9,26 persen, dengan andil -1,70/persen.

“Kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya turut mendorong deflasi m to m bulan Januari 2025 ini, tapi hasilnya kecil,” jelas Kepala BPS NTT Matamira Kale saat jumpa pers virtual, Senin (3/2/2025).

Selanjutnya, tambah Matamira Kale, sedangkan beberapa kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi secara m to m pada Januari 2025 adalah kelompok makanan minuman dan tembakau.

“Kelompok tersebut mengalami inflasi sebesar 3,34 persen, dengan andil 1,24 persen. Kemudian kelompok transportasi mengalami inflasi 0,81persen, dengan andil 0,11 persen,” ungkap dia.

Dikatakan Matamira Kale, pada bulan Januari inflasi bulanan dan inflasi tahun kalender, memiliki nilai yang sama, karena sama-sama membandingkan bahasa bulan Januari dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Desember tahun sebelumnya

“Sedangkan secara tahunan atau y on y, pada Januari 2025 juga terjadi deflasi 0,06 persen. Deflasi y on y Januari 2025 ini merupakan deflasi pertama, yang terjadi setelah selama tahun 2024 selalu mengalami inflasi,” tegas Matamira Kale.

Lebih lanjut diterangkan, inflasi y on y ini terjadi karena kenaikan 2 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga merupakan kelompok dengan deflasi terdalam 9,16 persen, dengan andil minus 1,68 persen.

“Sedangkan kelompok pengeluaran informasi komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,49 persen, dengan andil minus 0,03 persen,” tambah Matamira Kale.

Menurut dia, sembilan kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, dan kelompok yang memberi andil tertinggi, adalah kelompok makanan minuman dan tembakau mengalami inflasi y on y 2,45 persen.

“Lalu diikuti oleh kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya, dengan inflasi 5,95 persen, dan Andil 0,34 persen, serta kelompok transportasi mengalami inflasi 1,19 persen dengan andil 0,34 persen,” aku Matamira Kale.

Jika dilihat berdasarkan wilayah cakupan IHK di NTT, pungkas dia,inflasi y on y tertinggi terjadi di Waingapu yaitu sebesar 1,35 petsen, sedangkan Kabupaten TTS mengalami deflasi y on y terdalam sebesar 0,84 persen. (iir)