Pemerintah Myanmar dan MNDAA Sepakati Gencatan Senjata Resmi

by
Kepala junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintahan terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 21 Maret 2021. (Foto: dok. Reuters)

BERITABUANA.CO, BEIJING – Pemerintah Myanmar dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) Kokang telah mencapai dan menandatangani perjanjian gencatan senjata resmi yang mulai berlaku pada 18 Januari, lapor Xinhua.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers rutin pada Senin menyatakan bahwa di bawah mediasi China, pemerintah Myanmar dan MNDAA mengadakan putaran ketujuh pembicaraan damai di Kunming, Provinsi Yunnan, China, pada pertengahan Januari. Kedua belah pihak menyampaikan rasa terima kasih atas upaya China yang berhasil memfasilitasi hasil positif dalam pembicaraan tersebut.

Dia menambahkan bahwa meredanya ketegangan di Myanmar utara merupakan kepentingan bersama berbagai pihak di Myanmar dan negara-negara regional, serta akan berkontribusi pada keamanan, stabilitas, dan pembangunan di wilayah perbatasan China-Myanmar.

“China dan Myanmar adalah tetangga yang bersahabat, dan China dengan tegas menentang segala bentuk konflik atau kerusuhan di Myanmar,” kata Mao, seraya berharap semua pihak dapat mempertahankan momentum gencatan senjata dan pembicaraan damai, melaksanakan konsensus yang telah dicapai, secara proaktif mengurangi ketegangan, dan menyelesaikan masalah terkait melalui dialog dan konsultasi lebih lanjut.

China akan terus mendukung upaya Myanmar untuk menjaga kemerdekaan, kedaulatan, persatuan nasional, dan integritas teritorialnya, mendukung stabilitas domestik dan pembangunan ekonomi Myanmar, serta mendorong rekonsiliasi politik dan pelaksanaan agenda politik domestik Myanmar sesuai dengan kerangka konstitusional, ungkap juru bicara tersebut.

“China akan terus aktif mempromosikan pembicaraan damai dan memberikan dukungan serta bantuan bagi proses perdamaian di wilayah utara Myanmar,” tambahnya. (Red)