Perluas Strategi Soft Approach, BNPT Diminta Perkuat Kolaborasi dengan Pemda

by
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Rinto Subekti. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diminta untuk perkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah (pemda) dalam memperbanyak ruang lintas agama sebagai salah satu strategi pencegahan radikal terorisme.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Rinto Subekti dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (31/12/2024).

Strategi soft approach yang dilakukan BNPT, kata dia, seperti berdialog dengan masyarakat, lintas agama, kontra narasi tidak hanya dapat mencegah terorisme. Namun mampu mendorong kepercayaan publik untuk berinvestasi, menumbuhkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Inilah satu rumusan baru yang perlu menjadi contoh yang baik, dan sejuk. Harapannya juga di bawah kepemimpinan Presiden Pak Prabowo Subianto agar Indonesia tetap kondusif, agar masyarakat bisa terus melakukan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Ia juga menyebutkan, dialog kebangsaan dengan pemuka lintas agama merupakan cerminan baik di mana tidak hanya mampu menangkal paham paham radikal, namun bisa membangun kepercayaan antara satu sama lain.

Selain itu, menjalin persaudaraan dan persatuan untuk menjawab persoalan-persoalan bangsa dengan mengedepankan kebhinekaan.

Karenanya, legislator asal Karanganyar ini mendorong BNPT dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah baik gubernur maupun bupati, wali kota untuk terus melakukan dialog-dialog kebangsaan.

“Nantinya tokoh lintas agama bisa menjadikan promosi (key opinion leader) untuk meyakinkan kepada masyarakat Indonesia tetap NKRI, dalam menjaga persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

Tak hanya itu, Rinto juga menekankan BNPT dalam menjalankan tugasnya berpedoman kepada Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Adapun pilar tersebut menjadi dasar BNPT untuk melakukan dialog kebangsaan dan sosialisasi kepada masyarakat, dengan berlandaskan Pancasila dan Undang Undang 1945.

“Bhinneka Tunggal Ika adalah keberagaman yang kita miliki, dan NKRI adalah harga mati yang harus kita jaga,” pungkasnya. (Jal)