BERITABUANA.CO, SONGDO – Pertemuan Ke-35 Komite Pengawasan Negara Pelabuhan (Port State Control/PSC) di wilayah Asia Pasifik di Songdo, Incheon, Korea Selatan, 11-14 November 2024 menjadi forum strategis yang penting untuk memperkuat kerjasama antarnegara dalam meningkatkan keselamatan maritim dan perlindungan lingkungan di kawasan Asia Pasifik.
Adapun pertemuan ini dihadiri oleh delegasi dari 22 negara anggota PSC Asia Pasifik, antara lain Australia, Kanada, Chili, Tiongkok, Fiji, Hong Kong (Cina), Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Kepulauan Marshall, Meksiko, Selandia Baru, Panama, Papua Nugini, Peru, Filipina, Federasi Rusia, Singapura, Thailand, Vanuatu, dan Vietnam
“Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung penguatan sistem pengawasan negara pelabuhan, guna memastikan kapal-kapal yang beroperasi di perairan Asia Pasifik memenuhi standar internasional terkait keselamatan dan perlindungan lingkungan,” tandas Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Jon Kenedi, yang didampingi Capt. Reynaldo Syukri dan Capt. Budi Paros V. Sitohang dalam pertemuan tersebut.
Sebagaimana disampaikan Kabag Organisasi dan Humas Ditjen Hubla, Ayu Kharizsa kepada beritabuana.co, Selasa (12/11/2024), Jon Kenedi menyatakan sebagai negara kepulauan dengan peran strategis di jalur pelayaran internasional, Indonesia terus aktif dalam menjaga keselamatan dan keamanan maritim.
Jon Kenedi mengatakan, Komite PSC Asia Pasifik berperan penting dalam memastikan bahwa kapal-kapal yang beroperasi di kawasan ini mematuhi peraturan internasional yang berlaku, khususnya terkait keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan. “Pertemuan kali ini menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap kapal-kapal yang berpotensi melanggar standar internasional,” ujarnya.
“Indonesia menyadari bahwa pengawasan negara pelabuhan sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih dan berkompeten. Mengingat banyaknya kapal Indonesia yang beroperasi di negara-negara tersebut, koordinasi ini menjadi peluang penting untuk memperkuat kapasitas pengawasan Indonesia,” tutur Jon Kenedi.
Dalam pertemuan ini, ungkap Ayu, selain berpartisipasi dalam pembahasan forum utama, Ketua Delegasi Indonesia, Jon Kenedi, juga melakukan koordinasi lebih lanjut dengan beberapa negara anggota, khususnya dengan China, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Jon Kenedi mengemukakan, Indonesia berharap dapat menjalin kerjasama pertukaran informasi dan pengalaman dalam pengawasan pelabuhan dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan China. Keempat negara ini merupakan negara yang kerap dikunjungi oleh kapal kapal berbendera Indonesia.
“Melalui pertukaran informasi mengenai Port State Control (PSC), Indonesia berharap dapat memberikan dampak positif bagi kapal kapal Indonesia yang berlayar di negara-negara tersebut serta dapat meningkatkan kapasitas pengawasan yang dimiliki oleh Indonesia, Singapura, Korea, Jepang dan China, baik dalam hal jumlah kapal yang diperiksa maupun pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan kopentensi petugas PSC-nya,” paparnya.
Salah satu manfaat utama yang diharapkan dari kerjasama ini menurut Jon Kenedi, adalah peningkatan jumlah petugas PSC di Indonesia. Negara-negara yang telah berpengalaman, seperti Jepang dan Korea Selatan, dapat membantu Indonesia dalam menyediakan pelatihan teknis dan profesional untuk petugas PSC Indonesia.
“Selain itu, melalui pembelajaran bersama dan peningkatan kapasitas, Indonesia dapat mempercepat proses sertifikasi petugas dan memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai dalam melakukan inspeksi kapal secara lebih efisien dan efektif,” pungkas Jon Kenedi. (Yus)