BERITABUANA.CO, KUPANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Provinsi NTT kecam keras aksi manipulasi survey Pilkada Kota Kupang, yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.
“Saya nilai, ini kejahatan intelektual yang merusak demokrasi Kota Kupang,” tegas Korda BEM Nusantara NTT, Hemax Herewila dalam keterangan persnya, Rabu (23/10/2024).
Dikatakan Hemax Herewila, aksi manipulasi hasil survei yang diduga dilakukan pasangan calon tertentu secara sengaja, agar mendapatkan keuntungan electoral di Pilkada Kota Kupang, merupakan tindakan tidak terpuji.
“Survei adalah metode penelitian ilmiah, yang hasilnya harus bisa dipertanggungjawabkan secara rasional, karena merupakan potret opini publik yang objektif, bukan sebaliknya malah hasilnya dimanipulasi untuk kepentingan calon tertentu,” kata Hemax Herewila.
Mahasiswa UKAW Kupang ini menyayangkan adanya pemalsuan nama lembaga survei Indikator Politik Indonesia, yang terkenal sebagai lembaga yang obyektif, kredibel dan terpercaya secara nasional. Lembaga ini sudah sangat berpengalaman bertahun-tahun melakukan survei di tingkat nasional dan hasilnya selalu presisi dengan fakta lapangan.
“Oleh karena itu, kami sayangkan ada oknum-oknum yang mencatut nama Lembaga Indikator untuk memanipulasi hasil survei demi kepentingan paslon tertentu di Kota Kupang,” tambah dia.
Menurutnya, jika aksi kejahatan intelektual seperti ini dibiarkan, dikhawatirkan akan merusak tatanan demokrasi dan merusak generasi muda Kota Kupang.
“Ini contoh yang tidak baik bagi kami generasi muda yang sedang belajar. Mari kita jaga demokrasi ini tetap sehat, intelek dan dewasa, agar kami generasi muda bisa belajar. Kalau ruang-ruang demokrasi dihiasi dengan manipulasi, tipu daya, dan pemalsuan lalu di mana kami harus belajar berdemokrasi,” harap Hemax Herewila.
Ia pun berharap, para kandidat tidak menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan dalam kontestasi Pilkada Kota Kupang. Kota Kupang sebagai barometer politik NTT mesti menunjukkan cara berpolitik yang sehat, elegan dan obyektif. Dengan demikian akan menghasilkan pemimpin yang bersih dan berintegritas.
“Apa yang mau kita contohi dari pemimpin yang dihasilkan dari aksi tipu daya masyarakat. Kami sebagai mahasiswa yang baru belajar berdemokrasi hanya ingin dipimpin oleh pemimpin dihasilkan dari proses demokrasi yang bersih dan obyektif,” tegas Hemax.
Klarifikasi Indikator Politik
Sebelumnya pada Senin (14/10/2024), dalam penjelasannya, Pendiri dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Prof. Burhanuddin Muhtadi mengaku kaget, ada pemberitaan yang menyebut Indikator telah merilis data survei Pilkada Kota Kupang.
“Kami kaget karena belum merilis hasil, tapi tiba-tiba muncul pemberitaan media nasional dan lokal bahwa survei sudah dirilis ke publik bahwa dr. Christian dan Serena unggul,” kata Burhanuddin.
Ia juga mengatakan ada orang partai politik yang menunjukkan slide yang menunjukkan keunggulan dr. Christian. Puluhan slide tersebut menggunakan logo dan grafik yang mirip Indikator Politik yang menegaskan dr. Christian unggul.
“Jadi bukan hanya pemalsuan nama Indikator, tapi hasilnya berbeda. Hasilnya juga palsu. Ini survei abal-abal meskipun mirip atau menggunakan master slide Indikator. Popularitas dan kedisukaan ini benar-benar palsu,” kata Burhanuddin. (iir)