Beragam Dampak Ekonomi dari Pilkada Serentak 2024

by
Grafik ekonomi. (Foto: Ilustrasi)
Alvito Denova. (Ist)

Oleh: Alvito Denova*

INDONESIA akan menghelat Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak pada tanggal 27 November 2024 nanti, mulai dari pemilihan pasangan calon atau paslon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakilnya, hingga pemilihan paslon wali kota dan wakilnya. Memang, gelaran dari pesta demokrasi di Indonesia ini akan membawa pengaruh yang beragam terhadap ekonomi.

Aktivitas perpolitikan akan meningkatkan konsumsi masyarakat, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan pemilu, termasuk di dalamnya pengeluaran pemerintah untuk penyelenggaraan Pemilu hingga belanja kampanye. Anggaran besar pemilu yang dialokasikan untuk kebutuhan pengadaan logistik, barang, dan jasa akan menggairahkan sektor produksi dan distribusi. Belanja dan konsumsi dari penyelenggaraan pemilu dari tingkat pusat sampai dengan badan ad hoc yang menerima honor pemilu akan turut merangsang daya beli masyarakat.

Sebagaimana yang pernah dikemukakan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal, Abdurohman dikutip dari (https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id), beberapa waktu lalu bahwa dampak Pemilu bisa dipilah menjadi dua, yakni dampak langsung berupa meningkatnya konsumsi pemerintah dan dampak tidak langsung yakni konsumsi masyarakat. Konsumsi pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) diperkirakan naik 0,75% di 2023 dan 1% di 2024. Sementara Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga diproyeksi naik 4,72% di 2023 dan 6,57% di 2024 sebagai dampak dari pengeluaran calon legislatif (caleg). Angka tersebut, berdasarkan perhitungan kasar dari asumsi pengeluaran calon legislatoif (Caleg) DPR RI sebesar Rp1 Miliar per orang dan Caleg DPRD di kisaran Rp200 Juta. Dengan perkiraan total Caleg sebanyak 8.037 untuk memperebutkan 500 kursi DPR RI, 12.372 kursi DPRD Tingkat I, dan 17.510 kursi DPRD Tingkat II.

“Dampak tidak langsung ke konsumsi masyarakat sekitar 0,14% di 2023 dan 0,21% di 2024. “Ini tambahan PDB-nya di 2023 sekitar 0,2% dan juga di 2024 0,27%. Ini hitungan kasar kami,” ungkap Abdurohman.

Dua Pengaruh

Meski diakui kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah cenderung mengalami pelemahan sesaat pada Pemilu tahun 2004 dan 2009, begitu juga dampak Pemilu pada tahun 2009 tidak cukup mumpuni untuk dijadikan rujukan karena cenderung bias akibat terjadinya perang dagang global pada masa itu. Kendati mengalami pelemahan temporer, ekonomi domestik akan kembali stabil setelah hasil Pemilu keluar, setidaknya membawa dua pengaruh dominan terhadap indikator makro. Di satu sisi, kegiatan Pemilu akan bisa mendorong peningkatan konsumsi masyarakat, khususnya LNPRT, mulai dari sektor makanan minuman, logistik, transportasi, pakaian, dan jasa-jasa pendukung pemilu akan membawa efek pengganda besar.

Bahkan, potensi perputaran uang pemilu, dapat berdampak terhadap konsumsi sebesar 0,1-0,3% poin ke PDB. Di sisi lain, ada kecenderungan dalam 4 pemilu terakhir investasi asing atau PMA (Penanaman Modal Asing) mengalami perlambatan. Namun, akan rebound kembali saat hasil pemilu sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar dan ekonomi.  Mencermati tingkat kepuasan masyarakat yang cukup tinggi terhadap kinerja petahana, maka besar kemungkinan pemerintahan selanjutnya akan meneruskan kebijakan yang sudah ada. Dengan begitu, sekalipun investasi asing melemah, optimisme tetap ada, ditambah lagi dengan adanya potensi kenaikan sovereign credit rating Indonesia di tahun mendatang.  Yang menarik justru investasi domestik atau PMDN (penanaman modal dalam negeri), menunjukkan tren tetap positif. Karena itu pelaku usaha dan investor domestik perlu terus didorong kontribusinya.

Dari sini, penulis meyakini, Pilkada Serentak 2024, tepatnya pada 27 November nanti, memiliki dampak positif perputaran ekonomi di Tanah Air, utamanya peningkatan konsumsi masyarakat, khususnya LNPRT, mulai dari sektor makanan minuman, logistik, transportasi, pakaian, dan jasa-jasa pendukung pemilu akan membawa efek pengganda besar. Semoga… ***

* Penulis adalah Mahasiswa Manajemen S1- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.