BERITABUANA.CO, DEPOK – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, terus berupaya menyelesaikan masalah sampah yang selama ini menjadi tantangan besar.
Melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Sampah, Pemkot kini mulai intensif melakukan pengelolaan sampah di dua titik utama, yakni di hulu yakni rumah tangga dan hilir, yakni Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Nina Suzana mengungkapkan, edukasi dan pendampingan kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah terus ditingkatkan.
Hal itu bertujuan, agar masyarakat bisa lebih sadar dan mandiri dalam memilah serta mengolah sampah di tingkat rumah tangga.
“Kami kembali mengajarkan masyarakat, untuk memilah sampah dari rumah,” unggah Nina, Senin (23/9/2024).
Mulai dari lingkungan terkecil, seperti RT dan RW, dengan harapan warga mampu mengolah sampah di rumah sendiri.
Pemkot Depok, tambahnya, juga membagikan tanggung jawab ke setiap perangkat daerah.
“Satgas Penanganan Sampah, telah membagi tanggung jawab pengelolaan sampah di hulu dan hilir, kepada setiap Perangkat Daerah (PD),” jelasnya.
Setiap PD, urainya, kini bertanggung jawab atas satu kecamatan dan aktif memberikan pendampingan kepada masyarakat.
Pendampingan meliputi, edukasi tentang cara memilah sampah yang benar, serta bagaimana mengolah sampah organik menggunakan metode biopori dan budidaya maggot.
“Kami berharap, semakin banyak sampah yang bisa diolah di rumah, sehingga volume sampah yang masuk ke TPA semakin berkurang,” tatarnya.
Nina optimis, target pengurangan sampah yang signifikan di TPA Cipayung, akan tercapai pada Desember 2024.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, katanya juga siap memberikan bantuan teknis bagi RT dan RW yang ingin mandiri, dalam mengelola sampahnya.
Ia menyebut, Pemkot Depok mendorong warga untuk memanfaatkan bank sampah dan pelapak di lingkungan sekitar, guna menjual sampah yang dapat didaur ulang.
Selain itu, metode pengolahan sampah organik seperti biopori dan maggot, ia harapkan dapat diterapkan di lebih banyak wilayah.
“Di beberapa wilayah, metode ini sudah berhasil dan kami berharap wilayah lain dapat mencontoh. Ini tidak hanya membantu lingkungan, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga,” ujar Nina.
Dengan cermat ia juga menyampaikan, Pemkot Depok telah menjalin kolaborasi dengan PT Biomagg dan berbagai komunitas, untuk memastikan hasil pengelolaan sampah, seperti pupuk organik dan maggot, dapat tersalurkan dengan baik.
“Kami berharap, ada penampungan khusus untuk produk seperti pupuk organik dan maggot. DLHK akan memainkan peran penting dalam hal ini, sehingga masyarakat yang sudah berusaha mengelola sampah tidak kesulitan menyalurkan hasilnya,” tambahnya.
Menurut Nina, kerjasama dengan Kementerian dan penggunaan teknologi insinerator serta dukungan dari Pemerintah provinsi dan pusat juga sangat diperlukan.
Ia mengatakan, Pemkot Depok tengah mempersiapkan program kerja sama dengan Kementerian PUPR, termasuk rencana penggunaan teknologi insinerator untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di TPA Cipayung, pada 2025.
“Progres ini tidak bisa instan, namun kami optimis perubahan yang signifikan, akan terlihat secara bertahap,” pungkasnya. (Rki)