BERITABUANA.CO, JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melalui program Tanggung Jawab dan Sosial Lingkungan (TJSL) melakukan program pelatihan dan penerbitan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi UMKM di Banyuwangi untuk mendorong dan memperkuat daya saing mitra binaan “Go Legal”.
“Program ini dilakukan ASDP guna membantu UMKM memahami pentingnya pendaftaran hak cipta, merek dagang, paten, hingga desain industri. Dengan perlindungan HAKI, UMKM dapat memperluas pasar dan melindungi produknya dari duplikasi, baik di pasar domestik maupun internasional,” ungkap Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin kepada beritabuana.co di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Ia menyebutkan, bekerja sama dengan Go UKM, program ini berlangsung di Banyuwangi, pekan lalu selama dua hari. Data Kementerian Koperasi dan UKM bahwa UMKM menyumbang 60% terhadap PDB nasional. Namun, hanya sedikit yang memiliki HAKI. Program ini bertujuan menjawab tantangan tersebut, sehingga UMKM dapat meningkatkan nilai tambah dan inovasi produknya.
Dikatakan, ASDP memilih enam UMKM binaan untuk menerima pelatihan intensif, meliputi pengenalan jenis-jenis HAKI dan prosedur pendaftaran. “Kami juga memberikan pendampingan teknis, termasuk pengecekan dokumen, agar pengajuan HAKI berjalan mulus,” tutur Shelvy, seraya menyebutkan 6 mitra binaan terpilih terdiri dari berbagai sektor usaha, mulai dari kerajinan tangan, oleh-oleh khas daerah, hingga F&B.
Menurutnya, perlindungan HAKI tak hanya memberikan jaminan hukum, tetapi juga menjadi strategi bisnis jangka panjang. Merek yang terdaftar mampu memperkuat posisi UMKM di pasar, mengurangi risiko sengketa, serta menciptakan keunggulan kompetitif.
“Melalui inisiatif ini, ASDP mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 8, yakni pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, perlindungan HAKI bagi UMKM berperan penting dalam menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan berdaya saing tinggi,” ujar Shelvy.
Program ini, tambahnya, mencerminkan komitmen ASDP dalam pemberdayaan masyarakat sekitar daerah operasional sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia. (Yus)