BERITABUANA.CO, JAKARTA – Akademi Televisi Indonesia (ATVI) yang akan bertransformasi menjadi Institut Media Digital Emtek memanjakan calon mahasiswa dalam acara Open House. Tak tanggung-tanggung, sederet praktisi yang punya posisi amat strategis di industri film dan hiburan Tanah Air, didatangkan untuk memberikan pandangan dan strategi, bagaimana memasuki dunia entertaint berkualitas yang menjanjikan di masa depan.
Tak pelak, acara yang digelar di kampus baru ATVI-IMDE, Komplek Emtek City, Rabu (19/6/2024) kemarin, dipadati siswa dari berbagai SMA di Jabodetabek. Antusiasme dan kepuasan terpancar dari wajah para calon mahasiswa.
Dibagi dalam beberapa ruang sesuai program studi dan minat calon mahasiswa, para tokoh sekaligus pimpinan industri hiburan yang dalam naungan Grup Emtek yang memberikan materi adalah CEO Sinemart dan MOJI TV David Suwarto, Advisor Start up & Venture Capital Hendro Tjahjono, Chief Talent Officer Bukalapak, Suryo Sasono, CEO Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM) Yogyakarta, Yuliana Tasno, Creative Script Writer & Showrunner Screenplay Film Keke Mayang, Ryan Monoarfa Head of Originals Production Vidio, Jessica Pingkananda PR & Creative Affairs Screenplay Film dan DR. Hery Margono Ketua LSP Periklanan Indonesia.
Para Pimpinan dan praktisi perusahaan bidang entertaintment tersebut diundang khusus oleh Direktur ATVI Pieter Andrian untuk kepentingan Open House ini, demi memberikan gambaran langsung dunia industri hiburan dan media yang menjadi salah satu saluran dunia kerja para lulusan ATVI-IMDE.
Bahkan Pieter Andrian ikut bergabung di kelas David Suwarto, dan juga ikut memberikan semangat bagi para calon mahasiswa, termasuk di sesi kedua acara open house tersebut.
Pieter meyakinkan para calon mahasiswa untuk tidak ragu menuntut ilmu di ATVI-IMDE mengingat program studi dan pra pengajarnya yang berlatar praktisi dan keahlia yang mumpuni, serta konektivitas dengan grup besar yang memiliki beragam lini perusahaan bidang film, televisi, media, dan beragam industri hiburan.
“Ayoo saatnya menjadi mahasiswa ATVI-IMDE, prospek ke depan yang sangat menjanjikan dan karir menantang,” kata Pieter.
Kenalkan Lima Prodi
Acara open house ini bukan saja memperkenalkan lima Program Studi (Prodi) yang ada yakni D3 Komunikasi Massa, D4/Sarjana Terapan Produksi Media, S1 Digital Business, S1 Seni Pertunjukan, dan S1 Kajian Media, TV, dan Film oleh para Kaprodi. Tetapi yang tak kalah penting menjelaskan hubungan yang jelas dan saling terkait antara ATVI-IMDE dengan Emtek Grup.
Mahasiwa dapat melakukan praktik di studio milik Indosiar-SCTV, dan fasilitas lain yang ada. Salah satu kelas yang dipadati calon mahasiswa adalah perkenalan program studi S1 Seni Pertunjukan yang menghadirkan CEO Sinemart-MOJI TV, David Suwarto. Dengan data dan argumentasi yang relevan, dia menjelaskan relevansi dan signifikansi lulusan sarjana seni pertunjukan dalam industri hiburan khususnya televisi dan film.
David Suwarto mengungkapkan fakta dan data bagaimana industry film berkembang pesat dan membutuhkan beragam SDM yang mampu di bidang penyutradaraan, penulisan scenario, lighting, editing dan sebagainya. Begitu juga industri TV yang masih cukup menarik.
Yang menarik, dalam sesi ini ada pertanyaan dari siswa, bagaimana caranya menjadi pemain film. David pun menjawab dengan menyarankan siswa menghubungi sejumlah asosiasi pemain film, mengikuti diskusi film, dan punya porto polio di bidang ini sehigga ketika berbincang dengan orang film, sudah punya referensi. Dari sana jalan menuju bintang bisa terbuka.
Dalam batch 2, prodi seni pertunjukan menampilkan pertunjukan interaktif, dimana peserta terlibat dalam prosesnya, dipandu oleh Ichicho, selaku dosen seni musik, mengajak peserta bermain dengan ketukan tempo dan bernyanyi humming. Dari alunan irama yang dibangun oleh peserta, Ressa selaku dosen seni tari juga mencoba untuk merespon alunan tersebut dengan gerak tubuhnya.
Ryan Monoarfa Head of Originals Production Vidio, Ryan Monoarfa di kelas Kajian Film, Televisi, dan Media mengatakan, memproduksi film itu bisa dilakukan tapi tantangannya adalah bagaimana film itu bisa dilihat semakin banyak penonton.
“Vidio.com yang menyediakan tayangan-tayangan yang diminati masyarakat siap memberikan kesempatan para praktisi seni di perfilman, khususnya alumni ATVI untuk menciptakan tren baru, sehingga muncul film-film ‘Agak Lain’, yang lain yang sukses mendapat hati penonton,” ujar Ryan.
Sementara Kaprodi Kajian Film, Televisi dan Media ATVI, Rhere Rewindinar mengatakan, bagi pelajar yang suka menulis cerita bisa menjadi acuan memilih jurusan kuliah di Kajian Film, Televisi dan Media ATVI. “Karena pada dasarnya ide film itu bisa berangkat dari sebuah cerita atau buku. ATVI sebagai Kampusnya Grup EMTEK, punya akses langsung dalam dunia industri yang bahkan sudah bisa mahasiswa rasakan sejak kuliah,” ujar Rhere.
Bisnis Digital
Di kelas Bisis Digital yang dipenuhi calon mahasiswa, Chief Talent Officer Bukalapak Suryo Sasono mengatakan pentingnya Gen Z untuk dapat merencanakan masa depan, kemudian menarik mundur dan melakukan hal-hal positif untuk membangun karir sedini mungkin. Saat ini sangat banyak peluang-peluang bisnis yang bisa dirintis, mencari peluang start up yang spesifik, unik dan belum pernah ada adalah hal penting dalam memulai sebuah bisnis.
“Selain harus memiliki nilai prestasi yang baik, kemampuan adaptif dalam berkomunikasi juga sangat dibutuhkan sebagai syarat sukses mendapatkan peluang untuk bekerja,” ujar Suryo.
Sedang Kaprodi Bisnis Digital ATVI, Ratih Damayanti mengatakan, bisnis digital menjadi salah satu prodi pilihan yang terbaik bagi para calon mahasiswa yang tertarik untuk membangun start up. Menciptakan berbagai peluang bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai media untuk memasarkan dan mempromosikan produk atau layanan yang dibuat. Bisnis digital menciptakan konsep bisnis baru yang praktis, efisien dan inovatif sehingga mahasiswa mampu berkompetisi di pasar kerja yang menuntut talent mereka memiliki kemampuan mendesain dan membuat platform website yang kreatif, menarik dan mudah.
“Berbagai mata kuliah yang dipelajari di program studi bisnis digital yang ditawarkan ATVI IMDE yang mendukung ketrampilan mahasiswa antara lain adalah kewirausahaan digital, commerce, cyber security, serta mata kuliah lainnya yang disesuaikan dengan tantangan nyata di dunia bisnis digital,” ujar Ratih.
Dunia Kreatif Butuhkan SDM Siap Pakai
Dalam kelas Produksi Media yang menghadirkan Keke Mayang, seorang Creative dan Script Writer dari Screenplay tak kalah penuh dan seru. Dia mengatakan, dunia kreatif membutuhkan SDM yang siap pakai sehingga berkuliah di Prodi Produksi Media sangat tepat apalagi jenjang D4 yang dalam proses pembelajarannya lebih banyak praktik dan menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan khusus.
Menurut Keke untuk dapat bersaing maka mahasiswa harus memiliki ketrampilan yang berbeda yang tidak dimiliki oleh orang lain, maka lulusan D4 Produksi Media lebih berpeluang.
“Saat ini perfilman Indonesia sedang sangat produktif dan kebutuhan akan penulis sangat besar namun SDM sedikit, sehingga lulusan Produksi Media diharapkan dapat mengisinya,” ungkap Keke.
Sementara Teguh Setiawan, Kaprodi Produksi Media ATVI mengatakan, dalam sebuah produksi kebutuhan SDM dari tahapan pra-pasca sangat besar, misalnya Creative, penulis, cameraman, audioman, Asisten Director, sampai Editor. Sehingga lulusan Produksi Media sangat tepat untuk mengisi posisi tersebut, karena hampir semua mata kuliahnya sangat relevan dengan kebutuhan industri.
Sedangkan dalam sesi buka-bukaan dengan Prodi D3 Komunikasi Massa, Erwin Mulyadi selaku Ketua Program Studi menjelaskan pada para peserta bahwa kuliah di D3 menjadi pilihan yang menarik karena cukup ditempuh dalam 3 tahun dan setelah lulus sudah bisa mencari kerja. Apalagi dengan konsep Vokasi, maka kesempatan praktik akan lebih banyak, ditambah dengan sarana dan studio yang dimiliki juga termasuk lengkap.
Dalam sesi ini, hadir juga sebagai narasumber yaitu Yuliana Tasno, CEO dari klub bola Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM) milik Grup Emtek.
Yuliana yang sudah berpengalaman di dunia akademik dan juga bisnis, berbagi pengalamannya sebagai CEO dari sebuah klub bola yang perlu banyak menyusun strategi bisnis, pemasaran, branding, dan komunikasi.
Menurut Yuliana, berkuliah di Prodi Komunikasi Massa masih banyak memberi peluang kerja karena ilmu yang didapat seperti Public Speaking, Copywriting, Dasar Periklanan dan Komunikasi Visual akan sangat diperlukan dalam bidang pekerjaan seperti event organizer, media relation dan branding untuk periklanan. (Ery)