Lewat Literasi Media, ATVI-YPP Indosiar-SCTV Ingatkan Bijak Gunakan Medsos

by
LPPM-ATVI) bersama YPP Indosiar-SCTV menggelar literasi media ke ratusan siswa sekolah, diperuntukan ke siswa-siswi SDN Manggarai 01, Manggarai, Jakarta. (Foto: Humas ATVI)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Televisi Indonesia (LPPM-ATVI) bersama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) Indosiar-SCTV kembali menggelar literasi media ke ratusan siswa sekolah, diperuntukan ke siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Manggarai 01, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (30/5/2024).

Bersama Wahana Edukasi Keliling (WELI) yang membawa buku bacaan sehingga siswa bisa memilih dan membaca buku sebagai ajang literasi membaca buat para siswa, agar mereka gembar dan suka membaca buku. Seperti biasanya hadir beberapa Dosen ATVI seperti, Safrudiningsih, Sisca T. Gurning, Suradi dan dua mahasiswa ATVI –Putri dan Naren- yang selalu diikutsertakan untuk melihat bagaimana cara memberi literasi ke siswa dan turut membantu memdokumentasikan kegiatan ini.

Kali ini Literasi Media ATVI-YPP memberikan penyuluhan kepada siswa kelas 1-5 SD bertempat di bangsal sekolah yang luas dan nyaman, mengingat bangunan sekolah ini sejak jaman Jepang dan masuk kategori heritage. Suasana sekolah yang asri dan riuh kegembiraan siswa membuat acara literasi media semakin menarik.

Soal permainan gim yang banyak digemari oleh kebanyakan siswa sekolah. Ketika Dosen dari ATVI, Safrudiningsih yang akrab dipanggil Kak Ningnong, menampilkan gambar gim-gim yang diminati, dengan antusias siswa tampak berteriak semangat, mereka mengetahui dan memainkan gim-gim tersebut.

Permainan gim yang kebanyakan mereka mainkan seperti gim Mobile Legend, PUBG, dan yang paling membuat siswa tampak histeris saling berebutaan bicara seperti memberikan kesaksian ketika Kak Ningnong menampilkan gim Roblox. Dan bertanya ke beberapa siswa, mereka mengakui gim-gim tersebut seru dan membuat mereka senang.

Menariknya, saat setiap kelas ditanyakan berapa jam mereka bermain gim. Dengan bangga dan jujur mereka bisa bermain gim hampir setiap hari dengan waktu berjam jam, sehingga mereka kurang mau beraktifitas bermain atau bersosialisasi di luar rumah.

Kak Oma pun mengingatkan siswa agar membatasi waktu bermain gim, kalau bisa cukup 3-4 jam perharinya dan mau beraktifitas di luar rumah. Jangan sampai kecanduan main gim, dengan gejala seperti tidak bisa mengendalikan diri, selalu punya keinginan untuk bermain gim. Ciri lainnya adalah, intensitas bermain gim semakin sering dan itu terus berlangsung selama satu tahun.

“Kecanduan permainan gim ini bisa menyebabkan gangguan kepribadian sang anak, pada keluarga, secara sosial, dan juga ke unsur pendidikan mereka,” katanya.

Literasi Media Mutlak

Photo bersama beberapa Dosen ATVI seperti, Safrudiningsih, Sisca T. Gurning, Suradi dan dua mahasiswa ATVI –Putri dan Naren- yang selalu diikutsertakan. (Foto: Humas ATVI)

Kepala Sekolah SD Negeri Manggarai 01, Nurhidayati, S.Pd mengungkapkan kegembiraan mengingat anak didiknya begitu bersemangat mengikuti acara literasi media yang baru kali pertama dilakukan di sekolahnya.

“Kalau acara lain, kita sering kerja sama dengan pihak lain, tapi kalau literasi seperti ini baru pertama, dan bagus sekali, jadi mutlak dilakukan,” katanya.

Nurhidayati menyatakan sangat berterima kasih hadirnya ATVI dan YPP Indosiar-SCTV melakukan literasi media ke siswa SD Negeri Manggarai 01.

“Walau kami juga melakukan seminggu dua kali, anak anak untuk membaca buku dan secara acak keesokan harinya mereka akan ditunjuk untuk menceritakan kembali buku yang mereka baca, ujarnya,” katanya

Menurut Nurhidayati, membaca buku membuat siswa SD Negeri Manggarai 01 belajar berpikir secara runut dan bisa berani bicara di depan umum. “Pengaruh membaca amat besar, karena itu kita selalu menganjurkan siswa membaca buku,” ujarnya.

Dan memang terbukti, ketika siswa diajak untuk membaca sebuah buku cerita berjudul ‘Tiju Si Pemburu Keju’, karya Ayu Sugati da Gina yang menceritakan seekor tikus yang gemar memakan keju hingga tubuhnya membesar dan susah berlari ketika dikejar Pupus, si Kucing pemilik Toko Roti.

Siswa dengan antusias dan berani maju ke depan, menceritakan kembali dan menjawab pertanyaan Kak Ningnong soal buku yang dibaca. Buku sebenarya menjadi sarana yang terbaik mengalihkan anak-anak agar tidak terus terpaku dan membuang waktunya untuk bermain gim. (Ery)