Rencana Ubah Desain Paspor, Akademisi: yang Lama Emang Tak Aman?

by
Paspor RI. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Rencana perubahan desain baru paspor Republik Indonesia oleh Diremtorat Jenderal (Dirjet) Imigrasi dengan dalih perkuat keamanan, menjadi perhatian di ruang publik. Salah satunya, Akademisi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara.

Menurutnya, alasan keamanan patut dipertanyakan, apakah paspor Indonesia yang sudah beredar selama ini tingkat keamanannya belum mumpuni. Apalagi, dengan fitur baru yang akan ditambahkan dalam paspor Republik Indonesia meliputi tinta UV dan tinta intaglio, kertas, pita pengaman, tanda air, teknologi hologram, serta chip elektronik yang mampu memuat data biometrik.

“Apakah di paspor yang sebelumnya tidak terdapat hal tersebut diatas atau sudah? Jika sudah apa urgensinya karena publik perlu tau kemanan paspornya selama ini. Lalu apa urgensinya sekarang dilakukan perubahan desain paspor?,” tanya Surya seperti dikutip dalam keterangannya, Selasa (28/5/2024).

Surya merasa akan ada permasalahan baru jika kebijakan ini benar dilakukan. Yakni soal urgensi jika negara kita sedang menghadapi krisis pemalsuan paspor? sehingga membutuhkan desain baru yang mampu meningkatkan sistem keamanan.

Belum lagi, sambungnya, berbagai fitur yang akan ditambahkan dalam desain baru paspor guna meningkatkan sistem keamanan, rasanya masih belum menjadi kebutuhan utama di Indonesia.

“Sebab, hingga hari ini kita masih belum mendapatkan informasi baik dalam pemberitaan media maupun dalam rilis resmi Dirjen imigrasi, mengenai maraknya kasus pemalsuan paspor,” paparnya.

Lebih jauh, Surya berpandangan bahwa Dirjen imigrasi harusnya sebelum menetapkan kebijakan desain baru paspor, melakukan kajian mendalam terkait kondisi keamanan paspor yang berlaku saat ini. Serta menyampaikan informasi secara komprehensif terkait jumlah kasus pemalsuan paspor yang terjadi di Indonesia.

“Namun pada kenyatannya, baik kajian tingkat keamanan dan informasi jumlah kasus palsuan paspor, masih belum bisa masyarakat Indonesia dapatkan. Tanpa adanya kajian dan informasi yang komprehensif, rasanya alasan untuk merubah desain paspor demi meningkatkan sistem keamanan hanyalah omong kosong belaka,” jelasnya.

Tak hanya itu, pemilihan warna dalam desain baru paspor juga harus diperhatikan secara lebih serius oleh dirjen imigrasi.

“Jangan sampai pemilihan warna paspor tidak mencitrakan ideologi bangsa Indonesia. Jangan sampai warna paspor Republik Indonesia justru memiliki kesamaan dengan warna paspor negara-negara dengan ideologi yang bertentangan dengan ideologi Bangsa,” tutur Surya.

Terakhir, ia pun mengkritisi pemilihan waktu peluncuran desain baru paspor diakhir masa pemerintahan lama juga telah menimbulkan berbagai kecurigaan. Apalagi jelang pelantikan pemerintahan baru.

“Pertanyaan yang kemudian timbul mengapa dirjen imigrasi tidak menunggu pemerintahan baru dilantik? agar setiap kebijakan dapat dianalisis secara lebih mendalam oleh pemerintahan baru yang akan datang,” pungkasnya. (Jal)