Pekerja Keras Itu Telah Pergi, Sahabatnya Kehilangan

by
Aulia Abdullah atau akrab disapa Aam, staff Media Center Parlemen. (Foto: Istimewa)

Oleh: Andoes Simbolon
(Wartawan Senior dari Berirabuana.co)

WINARSO atau akrab disapa Win, Ahmad Jaenudin (Jaja), Muhamad Subchan (Bontot) dan Sodikin, tak akan pernah bertemu lagi dengan Abdullah Aulia, yang kesehariannya biasa disapa Aam, pria berumur 48 tahun. Dia telah berpulang ke rahmatullah pada hari Jumat (10/5/2024 ) siang. Aam meninggalkan seorang istri, dua anak dan seorang cucu.

Selama ini, mereka kompak dan solid seperti sebuah tim skuad di Media Center Parlemen (MPR/DPR/DPD) RI, dalam melayani wartawan anggota Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP). Karena tugasnya sebagai supporting, maka keempat orang ini selalu siap menjalankan perintah jika ada permintaan wartawan, sebut saja mengurus makan, membuatkan kopi atau teh maupun keperluan lain seperti membantu kelancaran diskusi KWP bekerjasama dengan Bagian Pemberitaan Setjen MPR, DPR, dan DPD RI. Wartawan merasakan betul manfaat kehadiran empat sekawan itu di press room. Termasuk saat ada acara ke luar kota (press gathering), Win, Aam, Jaja, Bontot dan Sodikun, peran mereka begitu besar membantu meringankan perjalanan rombongan wartawan termasuk setelah tiba di hotel tempat acara diadakan.

“Belum ada 40 hari saya kehilangan adik ipar temannya Aam, sekarang kehilangan Aam,” ujar Jaja mengisahkan kesedihan saat berbincang dengan beritabuana.co seusai pemakaman, Jumat (10/5/2024) malam.

Aam sebut Jaja meninggal dunia di sebuah rumah sakit pemerintah di Tangerang Selatan, setelah sehari sebelumnya diboyong ke rumah sakit tersebut. Dia mengatakan, Aam sudah lama menderita penyakit liver, tepatnya sejak pandemi Covid 19 tahun 2020 silam, melanda dunia, termasuk Indonesia.

Aam sendiri bekerja di Gedung Parlemen sekitar tahun 1997, sebagai tenaga cleaning service, sama seperti Winarso dan Jaja. Kemudian, mereka diperbantukan di ruangan wartawan (press room), untuk tugas-tugas kebersihan. Dalam perjalanannya, tugas tersebut bertambah yaitu untuk mengurusi keperluan wartawan dibawah kendali pengurus KWP.

Aam tidak saja membersihkan ruangan, tetapi diminta untuk tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pekerjaan seorang wartawan. Terakhir Aam ke press room yaitu pada hari Selasa (7/5/2024), saat KWP menggelar acara halal bihalal. Di acara itu, Aam masih nampak membantu kelancaran acara seperti menyiapkan konsumsi. “Setelah acara itu, dia ke rumah sakit untuk check up,” kenang Jaja.

Beberapa anggota DPR RI pun dia kenal hingga akrab, karena seringnya membuat kopi saat anggota seperti almarhum Ferry Mursidan Baldan suka bertandang ke press room. Saat menjadi menteri, relasi keduanya tetap terjalin dengan baik. Beberapa kali Aam diminta datang ke rumah dinas Ferry Mursidan Baldan. Tak hanya itu, Aam juga pernah beberapa kali datang ke kantor Kementerian Pertanahan/BPN.

Selain Ferry, Aam juga kenal baik dengan Effendi Choire atau akrab disapa Gus Choi, seorang politikus yang sekarang di Partai NasDem. Almarhum mantan politikus dari PDI Perjuangan Aberson M Sihaloho pun hafal betul dengan Aam, karena sering menyuguhkan kopi panas setiap Aberson bertandang ke press room. Aam juga kenal baik dengan anggota DPD RI Teras Narang, yang sebelumnya pernah jadi anggota DPR RI dan Gubernur Kalimantan Tengah.

Aam memang termasuk luwes dalam bergaul di Gedung Parlemen. Temannya banyak sekali dan senang membantu. Tak heran, seorang kenalannya berkenan mengajak menjalankan ibadah haji di tanah suci, Mekkah bersama istrinya beberapa tahun lalu. “Sudah lama kenal dan bekerja bareng dengan Aam, sejak tahun 1997. Kami, dengan Win sudah seperti bersaudara,” ujar Jaja yang punya hobi bersepeda (gowes).

Mereka sering bercanda, bahkan serius jika ada kegiatan yang harus mereka dukung.
Bontot juga merasa kehilangan. Dia begitu kaget pertama mendengar Aam meninggal. Seakan tak percaya, dia berusaha menghubungi beberapa temannya. “Saya dapat kabar Bang Aam meninggal dunia di rumah sakit setelah sholat Jumat,” kata Bontot, yang ikut mengantar jenazah almarhum Aam ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Dia pun mengaku sedih karena kehilangan seorang teman baik. Aam kata Bontot tipe pekerja keras sekaligus seorang sahabat yang memiliki perhatian sama temannya apalagi kalau sedang kesusahan. “Bang Aam meninggal pada hari Jumat, hari yang baik apabila seseorang dipanggil oleh Allah SWT, termasuk umat muslim yang beruntung,” tutur Bontot soal hari meninggalnya Aam.

Apa yang disampaikan Jaja dan Bontot betul adanya. Bahkan, semua orang yang mengenal Aam pun akan bercerita serupa bahwa almarhum memang semasa hidupnya benar-benar seorang manusia yang baik hati dan selalu bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua. Tak hanya itu, selama bekerja sebagai pegawai di press room, Aam melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.

Selain melayani wartawan, pagi-pagi sekali dia sudah datang di press room membersihkan ruangan tersebut. Semua meja dan bangku serta kaca dan pintu dia lap hingga bersih .
Tak hanya itu, setiap acara diskusi KWP, Aam mendapat tugas merekam semua pembicaraan para nara sumber, dari awal sampai selesai. Setelah itu, rekaman tadi di transkrip untuk kemudian dikirim ke grup KWP untuk dijadikan bahan berita.

“Aam mengerjakan itu dengan teliti sekaligus gercep alias gerakan cepat,” kata Jaja sambil menambahkan bahwa kalau merekam dan mentranskrip di layar komputer bukan pekerjaan ringan, tetapi lumayan berat karena harus teliti dan jeli mendengar rekaman tadi. Dengan tekun, tugas itu dilaksanakan Aam dengan baik dari tahun ke tahun. Siapa pun ketua dan pengurus KWP, menaruh bangga kepada Aam karena bertanggungjawab atas tugas dan pekerjaannya.

Anggota KWP pun tertolong karena Aam ikut membagikan jadwal dan kegiatan rapat-rapat, baik di MPR, DPR maupun DPD RI, setiap harinya. Sehingga semua anggota mengetahui rapat di tiga lembaga negara tersebut.

Karena perannya tersebut, tak heran Aam dikenal baik oleh pegawai pemberitaan di MPR, DPR dan DPD RI.
Selamat jalan kawan ku Aam yang baik hati dan tidak sombong.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Turut berdukacita atas kepergiannya, semoga beliau husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan. ***