Aksi Solidaritas Palestina Mahasiswa di AS, Bisa Menjadi Literasi Dunia

by
Muhammad Farid Imansyah, Master's student at New York University-Educational Leadership Program. (Foto: Humas DPN Partai Gelora Indonesia)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Aksi solidaritas Palestina yang dilakukan mahasiswa di Amerika Serikat (AS), diharapkan dapat menjadi literasi mahasiswa-mahasiswa di dunia, termasuk di Indonesia untuk menyerukan divestasi dari Israel.

Harapan ini disampaikan Muhammad Farid Imansyah, Master’s student at New York University-Educational Leadership Program, saat menjadi narasumber secara daring acara Gelora Talk bertajuk ‘Kampus Dunia Menyala Dukung Palestina, Pertanda Apa?’, Rabu petang (1/5/2024).

Bahkan, Farid menyeruka agar sebaiknya negara-negara dunia memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang memang banyak menyumbang untuk Israel, termasuk dalam edukasi dan pendidikan.

“Jika diboikot, maka profit untuk Israel akan benar-benar terganggu,” katanya lagi.

Farid mengajak mahasiswa Indonesia untuk memberikan edukasi ke masyarakat tentang Palestina dan memperjuangkan kemerdekaannya, termasuk melakukan aksi boikot terhadap produk perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.

“Kawan-kawan di Indonesia bisa fokus untuk membangun generasi baru yang bisa membebaskan Palestina. Kalau generasi kita tidak bisa membebaskan Palestina sekarang, maka kita bisa menjadi generasi yang menyiapkan generasi berikutnya,” ajaknya.

Sedangkan Hanisa Zulistia, mahasiswi Al Azhar University, Kairo-Mesir mengatakan, keterlibatan mahasiswa Indonesia di Al Azhar untuk membantu Palestina dilakukan dengan menjadi relawan. Mahasiswa Al Azhar membantu mengantarkan bantuan secara langsung untuk Gaza, Palestina melalui perbatasan Rafah dan Mesir.

“Kita membantu sebagai relawan, ikut membantu hingga area perbatasan. Kita mengantarkan bantuan dari NU, Muhamadiyah, MUI, Baznas, pemerintah dan bantuan dari masyarakat Indonesia lainnya,” kata Hanisa.

Mahasiswa Indonesia di Al Azhar sengaja tidak melakukan aksi unjuk rasa seperti yang dilakukan mahasiswa AS dalam upaya solidaritas untuk Palestina, karena akan langsung dideportasi. Sehingga disepakati sebagai relawan saja untuk mengantarkan bantuan ke Palestina.

“Sebab, dari segi militernya disini sangat berbahaya, kita bisa ditangkap dan dideportasi, kalau kita terjun langsung ke tempat-tempat umum. Tetapi, kita para mahasiswa dan aktris dakwah ini terus berjuang untuk negara Palestina merdeka,” pungkasnya. (Ery)