Pemberdayaan Mualaf, BAZNAS: Jadi Salah Satu Prioritas dalam Pengelolaan Zakat

by
Pengajian berbagi ilmu berbagi pengalaman dengan tema "Kiat Sukses Program Pemberdayaan Mu'alaf dan Dakwah di Wilayah Pedalaman" secara virtual. (Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen M.S., M.Sc., Ph.D menerangkan, pemberdayaan mualaf merupakan salah satu prioritas utama dalam pengelolaan zakat. Pasalnya, mualaf adalah salah satu dari delapan asnaf zakat.

Hal tersebut dikemukakan dalam pengajian berbagi ilmu berbagi pengalaman dengan tema “Kiat Sukses Program Pemberdayaan Mu’alaf dan Dakwah di Wilayah Pedalaman yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (19/3/2024).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal Hidayatullah. Firmanza, S.E, M.Ak, serta diikuti para pengurus BAZNAS provinsi dan kabupaten/kota.

“Kalau kita berpikir matematis, penyaluran zakat itu tentu kita bagi menjadi delapan, maka mualaf itu juga harusnya mendapat 12,5 persen, karena mualaf juga salah satu asnaf yaitu penerima zakat. Kita harus sadar bahwa persoalan mualaf ini memang hal yang penting dan kita harus turun rembuk menangani dan membina mereka,” katanya.

Untuk itu, lanjut Nadratuzzaman, pentingnya menangani masalah mualaf tidak bisa diabaikan. Pendekatan dalam pemberdayaan mualaf tidak hanya sebatas memberikan bantuan, namun juga melibatkan aspek dakwah, pendidikan, sosial, dan kemanusiaan.

“Kita harus mencari solusi yang seimbang, tidak hanya mengutamakan orang Islam yang ingin masuk, namun juga mendukung mereka yang telah memeluk agama Islam. Keterlibatan semua pihak dalam membina mualaf menjadi kunci keberhasilan untuk menjaga mereka tetap berpegang teguh pada agama Islam,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Firmanza, S.E, M.Ak menyampaikan, wilayah pedalaman khususnya yang ditempati banyak mualaf perlu menjadi perhatian khusus untuk menjaga mereka tetap teguh memegang ajaran Islam dan tidak murtad. Salah satunya dengan mengirimkan Dai-dai ke daerah tersebut.

Namun, kata Firmanza, para dai yang dikirim tentu tidak semerta hanya bermodalkan pengetahuan tentang dakwah, melainkan dibekali dengan kemampuan-kemampuan yang lain sehingga mereka benar-benar mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat di wilayah pedalaman.

“Sebelum ditugaskan kita bekali para pendakwah dengan kemampuan-kemampuan untuk bisa berkontribusi di tengah masyarakat. Kita berharap dai-dai kita tidak hanya mampu berdakwah melainkan memiliki skill-skill yang lain seperti bertani, pembinaan masyarakat, serta bisa menjadi konsultan masyarakat,” kata Firmanza.

Selain dibekali kemampuan-kemampuan dan ilmu dakwah, lanjut Firmanza, para dai juga diberikan fasilitas-fasilitas untuk mendukung aktivitas para da’i selama bertugas di wilayah 3T.

“Kita tentu juga menfasilitasi mereka (para da’i) dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan mereka seperti motor, kafalah, kapal/perahu dakwah, juga insentif bahkan umroh sebagai apresiasi atas aktivitas mulia yang mereka kerjakan,” lanjutnya.

Menurut Firmanza, dampak positif dari program dakwah dan pemberdayaan mualaf terasa secara nyata, seperti peningkatan indeks pembangunan manusia, penurunan angka buta baca Alquran dan buta tulis aksara, serta meningkatnya semangat berdakwah di wilayah pedalaman.

“Selain itu, BMH juga memastikan bahwa tujuan dari program ini sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, seperti menjaga kehalalan sumber penghasilan, meningkatkan generasi pendidikan, serta memperkuat iman dan aqidah. Perubahan kualitatif dalam masyarakat juga terlihat, dengan adanya perubahan perilaku yang lebih gotong royong dan toleran, serta peningkatan skill membaca Al-Qur’an, membaca, dan berhitung di kalangan mualaf,” tambahnya.

Ia berharap dai-dai yang terlibat dalam program ini menjadi agen perubahan yang penting bagi masyarakat. Melalui kesadaran akan pentingnya peran mualaf dalam masyarakat, serta upaya pemberdayaan dan pendampingan yang berkesinambungan, diharapkan program ini dapat terus memberikan dampak positif bagi kemajuan umat dan peradaban secara keseluruhan. (Ful)