Kenalkan Praktik Kerja di Industri Penyeberangan, Mahasiswa Hongkong Magang di ASDP

by
Mahasiswa The Chinese University of Hong Kong (CUHK) saat pembekalan sebelum terjun magang untuk memperoleh pengalaman kerja profesional dii lingkungan kerja ASDP. (ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bekerjasama dengan The Chinese University of Hong Kong (CUHK) dalam the Cooperative Education Programme (Co-op@CUHK), memberikan kesempatan penuh kepada mahasiswa CUHK untuk memperoleh pengalaman kerja profesional dalam jangka waktu 6 hingga 8 bulan di lingkungan kerja ASDP.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin kepada beritanuana.co di Jakarta, Kamis (29/2/2024) mengatakan dalam perayaan tahunan CUHK, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi menyampaikan apresiasi program yang dinilai dapat membantu setiap mahasiswa untuk mendapat professional skills, yakni perspektif internasional, mengasah kreativitas, dan analytical skills.

“Program ini memberikan kesempatan 6 hingga 8 bulan bagi mahasiswa mengasah kemampuan bersama ASDP. Tidak hanya dapat merasakan dan terlibat langsung dalam proses operasional pelabuhan dan kapal, mahasiswa akan dapat lebih memahami lini bisnis ASDP di bidang tujuan wisata water front,” tutur Shelvy mengutip pernyataan Ira Puspadewi.

Dikatakan, diluncurkan sejak 2021, Co-op@CUHK memberikan kesempatan di lebih dari 700 penempatan bagi mahasiswa. Program ini telah memberikan manfaat kepada lebih dari 200 mahasiswa dalam 2 tahun terakhir, dan tahun ini ASDP berkesempatan memperluas kesempatan untuk para mahasiswa menggali ilmu di ASDP sebagai salah satu perusahaan layanan penyeberangan dengan jumlah lintasan terbanyak di dunia.

“CUHK berkomitmen membina beragam bakat dan menjunjung tinggi pengembangan karir mahasiswa. Program Co-op@CUHK menawarkan peluang penempatan kerja yang sangat berharga,” ujar Shelvy mengutip Wakil rektor dan Presiden CUHK Profesor Rocky S. Tuan.

Chief Executive Officer Standard Chartered Bank, Wilayah Teluk Besar, Antony Lin Yuen turut menyatakan globalisasi telah mengaburkan batas geografis bisnis, menciptakan kebutuhan talent yang memiliki kecerdasan lintas budaya, pengetahuan profesional, dan sudut pandang global. “Pengalaman kerja yang didapatkan mahasiswa melalui program ini akan menjadi modal utama untuk memasuki dunia kerja global,’ ucap Antony.

“Kami berharap dengan terbukanya kesempatan secara luas dan tidak terbatas hanya di negara sendiri, dapat meningkatkan soft skills dan hard skills yang dibutuhkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja. Bagaimana pun, penerapan teori dan pengalaman bekerja harus selaras untuk mendukung seseorang dalam menjalankan tugas, berkolaborasi, dan tentunya promosi jabatan,” tutup Ira. (Yus)