2024 Meningkat 46 Persen, Kemenhub Kucurkan Rp22 Miliar Subsidi Angkutan Barang Perintis

by
Sejumlah truk angkutan barang perintis di pelabuhan penyeberangan Bitung, Sulut, bersiap naik kapal Ferry menuju wilayah Terdepan, Terpencil, Terluar dan Terdepan (3TP). (ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Subsidi Angkutan Barang Perintis yang dijalankan oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2024 ini Kemenhub mengucurkan Rp22 miliar, ada kenaikan sebesar 46% dari tahun sebelumnya Rp15 Miliar.

“Meningkatnya anggaran untuk angkutan barang perintis ini menunjukan komitmen pemerintah untuk terus hadir dalam rangka memajukan perekonomian masyarakat di wilayah Terdepan, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP),” ungkap Aznal, Kabag Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub kepada beritabuana.co di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Aznal mengutip pernyataan Direktur Angkutan Jalan, Suharto, layanan ini sangat memiliki dampak yang positif karena adanya angkutan yang menjangkau daerah terdepan, terpencil, terluar dan perbatasan. Sehingga tersedia pula harga bahan pokok satu harga dengan asal barang didatangkan.

Dikatakan, berdasarkan hasil evaluasi, adanya subsidi angkutan barang perintis mampu mengurangi biaya logistik, sehingga hal ini dapat mengurangi terjadinya disparitas harga bahan pokok/kebutuhan primer atau komoditas barang tertentu dalam menunjang perekonomian masyarakat setempat.

Suharto menuturkan, adanya layanan ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP). Menurutnya, kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan angkutan barang dari dan ke daerah-daerah di pedalaman Indonesia.

“Program ini juga menjadi Penghubung Tol Laut dan Jembatan Udara karena layanan ini merupakan kerja sama multimoda yang berkaitan dengan program Tol Laut dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dan program Jembatan Udara dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,” jelas Suharto.

Dikemukakan, layanan Tol Laut akan melakukan bongkar muat dan pengecekan jenis barang dari daerah asal, kemudian apabila sudah sesuai akan dialihkan ke angkutan barang perintis jalan untuk dilakukan pengecekan muatan yang ada sesuai dengan manifes saat melakukan bongkar muat, setelah itu barang akan di bawa menuju gudang di bandara tujuan. Sesampai di bandara tujuan akan dilakukan pengecekan kembali sebelum dilakukan muatan kargo ke dalam pesawat perintis. Setelah itu barang akan dikirim menuju daerah tujuan.

“Pada tahun 2024 ini direncanakan ada 12 lintasan angkutan barang perintis dengan 43 armada dari yang sebelumnya 6 lintasan dengan 43 armada di tahun 2023,” ungkap Suharto, seraya menyebutkan ada lima provinsi yang mendapat subsidi angkutan barang di tahun ini, yakni Provinsi Banda Aceh, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Papua dan Provinsi Maluku Utara.

Ia menuturkan, adapun kriteria pelayanan angkutan barang perintis belum tersedia aksesibilitas yang terjangkau, sifat pelayanan tidak boleh berhenti, operasional disesuaikan dengan permintaan pengiriman barang dan belum cukup tersedia angkutan barang.

Suharto menambahkan, dengan adanya layanan subsidi perintis angkutan barang, diharapkan juga Kementerian Perdagangan melalui Dinas Perdagangan dapat memanfaatkan program ini dengan baik. Memastikan harga barang yang mendapat layanan subsidi perintis baik di darat, laut, maupun udara dapat tepat sasaran.

Di sisi lain, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno juga menyampaikan program seperti ini dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi angkutan barang yang kelebihan dimensi ataupun muatan. (Yus)