Perbatasan hingga Pekerja Migran Jadi Bahasan Saat Presiden Jokowi Terima Menlu Malaysia di Istana

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA– Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Mohamad bin Hasan hari ini melakukan pertemuan kehormatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan itu, ikut dibahas tiga isu seperti perbatasan, pekerja migran dan perekonomian.

“Dengan bapak presden, prinsipnya melaporkan apa yng kita bahas berdua tadi pagi. Kita bahas isu bilateral ada 3 isu. Pertama, menyangkut masalah perbatasan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Retno menuturkan terkait perbatasan ini Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan sesuatu yang belym selesai baik terkait batas darat maupun batas laut.

“Segera kita selesaikan, karena kedua pemimpin pada Juni tahun lalu sudah bersepakat untuk segera menyelesaikannya,” tuturnya.

Isu kedua, lanjut Retno mengenai pekerja migran Indonesia (PMI) terutama yang menyangkut hak pendidikan bagi anak-anak dari para PMI tersebut.

“Selama ini sudah ada CLC (community learning center) ada di Sabah dan Serawak yang kita gunakan agar CLC ini dapat diadakan di Semenanjung.
Kemudian kita jg mengingatkan kembali bahwa kedua pemimpin sudah bersepakat untuk mengadakan special bilatateral mechanism yangg khusus membahas mengenai masalah pekerja migran. Jadi, saya ingatkan perlu agar special bilateral mechanism ini segera berjalan,”ujarnya.

Selanjutnya, isu ketiga menyangkut kerja sama ekonomi. Menurutnya, komitmen Indonesia sangat kuat untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi. Sebab, hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dan Malaysia cukup besar.

“Salah satu yang terbesar dari neagra-negara ASEAN. Dan kita juga membahas mengenai bagaimana mengoptimalisasi ekonomi-ekonomi yang ada diperbatasan,” jelasnya.

ASEAN dan Gaza

Retno menambahkan, selain 3 isu tersebut juga ikut bahas mengenai ASEAN. Hal itu dilakukan karena tahun depan, Malaysia akan menjadi ketua ASEAN.

“Sekarang kan Laos. Dan sekarang Indonesia-Laos-Malaysia duduk dalam troika yang membahas mengenai masalah Myanmar,” katanya.

“Jadi, waktu KTT di Jakarta disepakati mekanisme baru di ASEAN dalam bentuk troika untuk membahas mengenai bagaimana implementasi Five Points of Concensus ini untuk isu Myanmar,” sambung mantan Dubes RI untuk Belanda ini.

Tidak hanya itu, kata Retno, soal isu internasional juga dibahas kembali mengenai situasi di Gaza, dimana posisi Indonesia dan Malaysia juga sama.

“Jadi, hal-hal inilah yang tadi kita laporkan kepada bapak presiden. Kita juga memiliki kesamaan posisi pada saat bicara mengenai isu kelapa sawit, EU deforestation. Jadi, waktu kita di UE minggu lalu, kita bersama-sama menyuarakan mengenai sawit dan juga masalah deforestation regulation yang berasal dari Uni Eropa, plus Gaza yg memang posisi kita selalu sama dengan Malaysia.

Retno lalu menjelaskan sikap presiden bahwa komitmen Indonesia utuk terus memperkuat hubugan kedua negara. “Kemudian juga dengan PM Malaysia, karena negara tetangga dekat tidak punya pilihan lain bagi kita unyuk merajut kerja sama yang kuat,” tutupnya. (FDL87)