Swedia Mulai Panik, Paska Pemerintah dan Militer Umumkan Warganya Harus Siap-Siap Perang

by
Swedia siap-siap hadapi perang. (Foto: google)

BERITABUANA.CO, STOCKHOLM – Kabar mengagetkan datang dari Swedia. Negara yang begitu tenang, Tiba-tiba saja pemerintahnya dan militernya mengeluarkan seruan agar warganya siap-siap untuk berperang. Sontak hal ini menjadikan kegemparan di dalam negeri Swedia.

Bukan saja warga menjadi gempar, seruan itu juga memicu aksi panic buying, juga ketakutan pada anak-anak, dan perdebatan sengit di negara Nordik tersebut.

Meskipun Swedia telah menyumbangkan pasukannya untuk misi-misi penjaga perdamaian internasional, negara tersebut belum pernah terlibat langsung dalam konflik bersenjata sejak era Napoleon. Karenanya, realitas perang adalah hal yang asing bagi sebagian besar warga Swedia.

“Mungkin akan terjadi perang di Swedia,” kata Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin pada konferensi pertahanan tahunan pada hari Minggu (7/1/2024) lalu, seraya mengingatkan warga Swedia agar tidak terlena.

Beberapa hari kemudian, sentimen serupa juga disampaikan oleh komandan angkatan bersenjata Swedia Micael Byden, yang menunjukkan gambar rumah-rumah yang terbakar dan dibom di Ukraina.

“Apakah Anda yakin ini mungkin Swedia?,” tanya Byden kepada hadirin, kemudian menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut bukanlah pertanyaan retoris.

“Perang Rusia melawan Ukraina adalah sebuah langkah, bukan tujuan akhir, dari ambisi membangun wilayah pengaruh dan menghancurkan tatanan dunia yang berbasis aturan,” tambahnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).

Byden kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa Swedia perlu mempersiapkan mental untuk perang.

Pernyataan tersebut disebarkan secara luas melalui outlet berita dan media sosial.

Selanjutnya, kelompok hak asasi anak Bris mengatakan mereka melihat peningkatan nyata dalam panggilan hotline layanannya dari anak-anak yang khawatir akan kemungkinan perang.

“Banyak anak sudah mempunyai tingkat kecemasan yang diperburuk oleh berita ini,” ujar Magnus Jagerskog, sekretaris jenderal di Bris, dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa pandemi Corona, perang di Ukraina dan baru-baru ini di Gaza telah membuat anak-anak takut.

Jaringan toko juga melaporkan peningkatan tajam pembelian barang-barang yang terkait dengan krisis, seperti radio darurat dan kompor kemah, yang mengakibatkan rak-rak di beberapa toko kosong.

Komentar tersebut juga memicu perdebatan di Swedia mengenai seberapa masuk akal terjadinya konflik skala penuh di wilayah Swedia, atau apakah peringatan perang tersebut hanya sekedar menyebarkan rasa takut.

“Ini adalah situasi yang serius tetapi penting juga untuk memperjelas bahwa perang tidak akan segera terjadi,” pemimpin Partai Sosial Demokrat dan mantan perdana menteri Magdalena Andersson mengatakan kepada televisi TV4.

Di Rusia, pernyataan mengerikan Swedia itu ditanggapi dengan cemoohan.

Dalam postingan di X, sebelumnya Twitter, Kedutaan Besar Rusia di Stockholm, Swedia menulis: “Mungkin kepemimpinan Swedia harus berhenti membuat rakyatnya menjadi paranoid?”

Mengakhiri dua abad netralitas, Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Pada awal Desember 2023 lalu, pemerintah Swedia dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian yang membuka jalan bagi pasukan AS untuk beroperasi di Swedia. (Kds)