Elite Partai Gelora Sebut, Bibit-bibit Pembelahan Luar Biasa di Pilpres 2024 Mulai Muncul

by
Elite Partai Gelora Indonesia saat mengikuti Dialog Keumatan dengan tokoh Kota Bandung, Minggu kemarin (17/13/2023), (Foto: GMC)

BERITABUANA.CO, BANDUNG – Elite Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyebut jika bibit-bibit pembelahan luar biasa di tengah masyarakat seperti yang terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, mulai terlihat lagi di Pilpres 2024. Hal ini bisa menjadi bibit disintegrasi baru bagi bangsa Indonesia.

Sementara krisis besar yang sedang mengancam dunia saat ini, kata Ketua Umum DPN Partai Gelora Anis Matta dalam Dialog Keumatan dengan tokoh Kota Bandung, Minggu kemarin (17/13/2023), sedang menuju puncaknya dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemimpin dan para elite nasional.

“Akibat peristiwa pembelahan sebelumnya, banyak korban yang meninggal dari umat Islam. Makanya, saya tidak pernah bisa memahami, pertarungan Pilpres pada tahun 2014 dan 2019 antara Presiden Jokowi (Joko Widodo) dengan Pak Prabowo (Prabowo Subianto) yang meninggal umat Islam,” katanya.

Menurut Anis Matta, posisi politik umat Islam dalam politik di Indonesia sangat rapuh dan selalu menjadi korban setiap ada pertarungan Pilpres.

“Ini kegelisahan secara pribadi melihat betapa rapuhnya posisi politik umat kita di sini, bahwa setiap kali ada pertarungan Pilpres kita selalu menjadi korban,” katanya.

Bahkan ketika terjadi krisis besar yang menyebabkan perang supremasi antara negara adidaya, bangsa Indonesia selalu menjadi korban seperti terjadinya peristiwa G30S PKI.

“Kalau ada Pilpres yang korban umat Islam dan kalau ada pergolakan global, yang jadi korban Indonesia seluruhnya. Dua-duanya peristiwa ini, kita menjadi korban, sehingga kita sebagai bangsa perlu bersatu,” imbuhnya lagi.

Anis Matta menegaskan, ketika semua komponen bangsa bersatupun, belum tentu dapat menghadapi krisis berlarut saat ini, apalagi dalam kondisi terpecah belah. Disinilah, perlunya kesadaran tentang krisis besar saat ini, karena keretakan besar dari krisis itu akan menimbulkan banyak korban.

“Kita harus bersatu sebagai bangsa. Nah, sebagai perwakilan umat Islam di Koalisi Indonesia Maju (KIM), kita saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan pendekatan kepada para tokoh dan ulama di berbagai daerah, untuk menyampaikan agenda keumatan yang diperjuangkan Partai Gelora dan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka,” ujarnya.

Pemimpin Negara Islam

Kesempatan sama, Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, Partai Gelora dirancang untuk menjadi partai besar. Partai Gelora, menurutnya, akan melahirkan pemimpin-pemimpin kelas dunia yang akan menjadi perwakilan umat Islam di dalam lembaga-lembaga multilateral dunia.

“Sekarang ini di lembaga multilateral seperti di Dewan Keamanan PBB, tidak ada perwakilan negara Islam atau mewakili mayoritas umat Islam. Suatu hari Partai akan memimpin Indonesia, membawa Indonesia menjadi superpower baru supaya bisa duduk sebagai pemimpin dunia,” katanya.

Indonesia, masih kata Fahri, bisa menjadi pemimpin dunia, karena berpenduduk muslim terbesar di dunia, asalkan umat Islam tidak terpecah dan tidak menjadi bahan bakar terus setiap ada Pilpres, sehingga bisa menjadi negara superpower baru.

“Indonesia sedang ditunggu negara-negara Islam untuk menjadi pemimpin negara Islam. Umat Islam paling strategis sekarang ini, namanya bangsa Indonesia karena secara populasi besar, sumber daya alamnya juga. Tinggal memperkuat teknologi, ekonomi dan militer untuk menjadi superpower baru,” sebutnya.

Karena itu, mantan Wakil Ketua DPR RI itu berharap agar umat Islam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, karena membawa agenda yang jelas dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam.

“Jangan ikut-ikutan orang lain, kita punya agenda sendiri. Umat punya agenda sendiri, jangan mau dipakai partai yang sudah mau habis, lalu ngambil posisi kanan dan tiba-tiba menjadi partai Islam,” katanya.

Fahri tak habis pikir terhadap partai tersebut, yang tiba-tiba menjadi partai Islam dan terus mengkonsolidasikan kekuatan umat. Padahal selama ini, partai tersebut memusuhi umat Islam, namun hanya karena mendukung capres kanan Anies Baswedan menjadi partai Islam, dimana dia saat kita berdarah-darah memperjuangkan umat?

“Jangan percaya dengan pemimpin partai itu, Tidak benar dia memperjuangkan kepentingan umat. Yang benar itu partai kita, dipimpin oleh seorang ulama, seorang pemikir Islam dan pemikir dunia,” tegas Caleg DPR RI Partai Gelora dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I tersehut. (Ery)