Inovasi Lapangan NPU Pertamina Hulu Mahakam Menjaga Keberlangsungan Energi Kalimantan untuk Indonesia

by
Field Manager NPU, Andi Suhendra. (Foto: Pandawa PR)

BERITABUANA.CO, KUTAI KARTANEGARA PT Pertamina Hulu Energi melalui PT Pertamina Hulu Mahakam terus melakukan inovasi guna menjaga keberlangsungan penyediaan energi untuk Indonesia.

Kali ini melalui lapangan North Processing Unit (NPU) yang beroperasi sejak tahun 1998 yang berada di area rawa /swamp dan didisain awal sebagai lapangan pengolah gas.

“Lapangan NPU mengolah gas yang keluar dari sumur-sumur yang ada di area NPU, juga mengelola kiriman gas dari area Tunu dan lapangan Sisi Nubi”, ujar Andi Suhendra – Field Manager NPU, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/11/2023).

Selain itu, keunikan beroperasi di area swamp, lanjut Andi, pihaknya memiliki Gathering Terminal Satelite (GTS) yang berfungsi untuk menjadi pengumpul gas dari sumur-sumur yang tersebar untuk selanjutnya dikirimkan lebih lanjut ke proses selanjutnya.

“Di NPU inilah dilakukan pemisahan antara gas dan minyak. Untuk gas akan dialirkan ke bontang untuk diproses lebih lanjut oleh Badak NGL dengan jarak kurang lebih 40KM, dan minyak dialirkan menuju Senipah untuk diproses lebih lanjut,” kata Andi.

“Dalam perjalanannya sumur – sumur yang dioperasikan di lapangan NPU turut menghasilkan minyak, hal ini menjadi tantangan karena keseluruhan disain awal hanya untuk gas, dan bila tidak dilakukan improvement akan menyebabkan emulsi minyak dan menyebabkan permasalahan,” tambah Andi.

Saat ini produksi minyak dari Lapangan NPU mencapai 4000 Barel Minyak Per Hari (BOPD) dan gas mencapai 60 Juta Kaki Kubik Gas Per Hari (MMSCFD).

Maka dari itu, lanjut Andi, tim NPU melakukan inovasi yang bertujuan untuk dapat menghilangkan emulsi yang dihasilkan dari produksi minyak sehingga minyak dan air dapat berpisah yaitu dengan metoda Capability for Unlocking Emulsion Oil (Capucino).

“Prinsip sederhananya adalah bila terjadi emulsi maka harus diberikan demulsifier”, jelasnya.

Dari inovasi tersebut, kami berhasil memisahkan emulsi dalam liquid yang semula dikisaran 30-80% berhasil turun hingga tersisa 5% dan berhasil meng-unlock potensi produksi senilai 1.5 Trilliun rupiah.

“Dalam beroperasi, kami senantiasa mendorong terus inovasi untuk dapat menemukan terobosan positif yang dapat mendukung ketersediaan minyak dan gas bumi. Kami senantiasa berkomitmen untuk bisa menyediakan energi dari Kalimantan untuk Indonesia,” pungkas Andi. (Kds)