Ada Tiga Variabel Menurut Pengamat Kenapa Cawapres Prabowo dan Ganjar Belum Diumumkan

by
Ujang Komarudin, Dosen Universitas Al Azhar, Jakarta.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Suhu politik menjelang pendaftaran pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden terasa semakin memanas. Seperti diketahui, Komisi Pemilihan umum (KPU) RI telah menetapkan jadwal pendaftaran yang dimaksud pada tanggal 19 – 25 Oktober 2023. Artinya, partai politik (parpol) atau gabungan partai pengusung pasangan capres dan cawapres hanya memiliki waktu kurang lebih  20 hari lagi untuk mendaftarkan ‘jagoan’ mereka ke KPU.

Sementara hingga saat ini, baru pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang diketahui menjadi pasangan bakal capres dan cawapres yang diusung oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Koaliisi Perubahan, yang dideklarasikan belum lama ini.

Disisi lain, bakal capres Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju atau KIM, belum mengumumkan sosok bakal cawapresnya. Prabowo adalah Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang mendapat dukungan dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan terakhir Partai Demokrat. Ada juga Partai Gelora, Partai Bulan Bintang (PBB)  ditambah beberapa partai non parlemen menjadi pendukungnya.

Untuk Pilpres 2024, terbilang banyak partai politik yang mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto sebagai capres seperti halnya pada waktu Pilpres 2019 lalu.

Kemudian, bakal capres yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) dan didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura dan Perindo, Ganjar Pranowo juga belum diketahui siapa bakal cawapresnya.

Pengamat politik Ujang Komarudin  kepada beritabuana.co di Jakarta, Rabu (4/10/2023) mengibaratkan keduanya masih ‘Jombloh’.

Makanya tak heran  isu bakal cawapres Prabowo dan Ganjar ini menjadi bahan pembicaraan dan ditunggu masyarakat.

Termasuk para pengamat politik, banyak membuat analisis mengenai cawapres kedua bakal capres itu. Intinya, bakal cawapres Prabowo dan Ganjar disebut adalah seorang figur yang memang diyakini mampu menaikkan elektoral pasangan, hingga diperkirakan bisa memenangi konstestasi pilpres tahun depan. Elektabilitasnya harus mumpuni.

Sudah banyak beredar di masyarakat nama bakal cawapres Prabowo dan cawapres Ganjar Pranowo dengan kalkulasi politik masing-masing. Teranyar adalah Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir. Kemudian, ada putri Presiden RI keempat Gus Dur, yakni Yenny Wahid, eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

Selanjutnya Menparekraf Sandiaga Uno, dan beberapa tokoh lain seperti putra sulung Presiden Joko Widodo yang sekarang Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka juga ikut meramaikan bursa cawapres nya Prabowo dan Ganjar Pranowo.

Seperti kata sebuah pepatah, ‘cepat ada yang dikejar dan lambat ada yang ditunggu’. Kurang lebih seperti itulah yang membayangi penentuan bakal cawapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Setidaknya, masih ada yang ditunggu Prabowo dan pimpinan partai koalisi pendukungnya sehingga penentuan bakal cawapres itu belum diumumkan hingga sekarang. Hal yang sama juga membayangi tokoh-tokoh atau pimpinan partai politik pengusung dan pendukung Ganjar Pranowo sehingga sampai saat ini nama bakal cawapres Ganjar belum juga diumumkan.

Kenapa Ganjar dan Prabowo belum mengumumkan cawapresnya ? Setidaknya ada 3 (tiga) variabel dalam analisisnya Ujang Komaruddin. Pertama  karena mereka saling mengintip kekuatan, artinya saling menunggu siapa yang akan mengumumkan siapa cawapresnya terlebih dahulu, Ganjar kah atau Prabowo kah ?

Alasan kedua sebut Ujang, menyangkut strategi hingga di injury time, strategi bermain di akhir. Artinya, ketika main di akhir, maka agar mereka tidak terbaca siapa cawapresnya sejak awal.

“Ketika diumumkan menjelang pendaftaran, artinya lawan politik tidak bisa membaca siapa sesungguhnya cawapres Prabowo maupun Ganjar Pranowo, itu juga bagian dari strategi, strategi mengukur waktu di injury time,” terangnya.

Dosen dari Universitas Al Azhar Indonesia itu melihat, dua variabel itu yang bisa dibaca sehingga mereka belum mengumumkan bakal cawapres masing-masing.

Lalu variabel ketiga diperkirakan adalah sedang menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), terkait dengan uji materi batas minimum usia capres dan cawapres yang digugat oleh sekelompok masyarakat untuk diturunkan dari 40 ke usia 35 tahun.

“Keputusan MK tersebut penting karena di sana muncul nama Walikota Solo Gibran Rakabuming.

Nah, tiga variabel itu yang bisa saya lihat kenapa kubu Prabowo dan kubu Ganjar belum mengumumkan bakal cawapres,” pungkas Ujang. (Asim)