Berbagi Pendidikan Politik ke Warga Halmahera Utara, Graal: Rakyat Cerdas, Demokrasi Berkualitas

by
Calon Anggota DPD RI Dapil Malut, Graal Taliawo. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, HALMAHERA – Setelah safari Politik Gagasan ke Halmahera Selatan pada Juli lalu, September awal ini giliran Dr.R. Graal Taliawo, S.Sos., M.Si. menyapa warga di bagian utara Halmahera melalui agenda pendidikan politik kewargaan.

Ada beberapa Desa strategis yang telah disambangi, mulai dari Kao, Tobelo, Galela, hingga ke ujung Loloda. Tujuannya, supaya kesadaran warga akan politik terus meningkat, khususnya dalam menyambut pesta demokrasi 2024 yang semakin dekat.

Menurut laki-laki yang akrab disapa Graal ini, pendidikan politik telah lama absen dari panggung perpolitikan Tanah Air. Karenanya, alasan dirinya berkeliling Maluku Utara, berupaya mengisi kekosongan itu sekaligus membagikan manfaat sesuai pengalaman dan kadar keilmuan yang dimilikinya (di bidang sosial dan politik) ke warga Desa.

“Saya ingin kita (warga) yang merupakan penentu terpilihnya para pemimpin/pejabat publik sungguh-sungguh memahami hak politik dari setiap kita dan menggunakannya secara bertanggung jawab,” jawabnya saat ditanyai mengenai alasan bersafari politik gagasan, Rabu (13/9/2023).

Pada setiap diskusi, setelah para puluhan warga berkumpul di tenti, Graal membuka diskusi secara menarik dengan video mop. Lalu ia masuk pada pembahasan mengenai praktik politik kita selama ini yang begitu pragmatis disesaki politik transaksional/uang dan politisasi identitas.

“Kandidat juga warga menyumbang masalah. Kandidat datang menawarkan uang dan sembako sebagai iming-iming, warga menyodorkan tangan demi menggadaikan suaranya,” jelas pegiat politik gagasan ini.

Ini diperkuat dengan kesaksian seorang ibu dari Desa Pale. “Banyak dong kandidat datang ke kita pe desa tanya kebutuhan-kebutuhan pribadi pa kita. Tarada yang kasih tahu tentang rencana-rencana agenda kerja dorang ke depan.”

Belum lagi praktik politisasi identitas yang merajalela, termasuk di berbagai Desa yang disambanginya. “Pilih kitong pe orang. Jangan pilih yang bukan tong pe orang. Bapak/Ibu, di desa ini ada ka tarada yang seperti ini?” tanya laki-laki kelahiran Wayaua, Bacan ini.

Warga kompak menjawab, “Banyak sekali. Itu sudah yang terjadi selama ini.”

Menurut Graal, ini bahaya karena menegasikan mereka yang berkualitas hanya karena (biasanya) perbedaan agama dan suku (identitas).
Graal mendobrak pola pikir “sesat” semacam ini, dan menjelaskan tentang bagaimana idealnya relasi kandidat dan warga dalam berpolitik.

“Warga juga kandidat tidak boleh menukarkan hak politik dengan rupiah atau materi lainnya. Dalam demokrasi, yang seharusnya dipertukarkan adalah ide dan gagasan berupa agenda kerja dan kapasitas diri,” ujarnya.

Untuk, lanjut Graal, perlu kecermatan menyeleksi kandidat supaya kelak melahirkan pemimpin yang berkualitas. Tak hanya warga, penting juga untuk kandidat berbenah dan matangkan diri sebelum terjun ke dunia politik.

“Kandidat perlu bermutu dan berkualitas setidaknya dalam tiga hal, yakni intelektual, jejaring sosial, dan ekonomi. Bukan sembarang orang yang menyesaki kontestasi pemilu kita. Supaya yang terpilih adalah mereka yang bisa menjalankan pemerintahan dengan baik dan merumuskan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” jelas Doktor Ilmu Politik ini lagi.

Sangat Berkesan

Safari selama 11 hari ini sangat berkesan bagi Graal. Lelah karena perjalanan panjang dan berliku terbayar dengan sambutan warga, meski banyak diskusi diadakan pada malam hari, warga tetap antusias dan bersama sampai larut, bahkan bertahan di tengah gerimis dan mati listrik (di beberapa Desa).

“Respon dan antusias warga luar biasa. Mereka bersedia meluangkan waktu dan mampu berdiskusi dengan fokus,” ujar Graal.

Gayung bersambut, warga juga mengucap syukur dengan adanya kegiatan ini. “Kita di sini tidak pernah dapat pengetahuan seperti ini. Sangat bersyukur Pak Graal bisa membagikan ilmunya. Semoga kita bisa ikut terlibat dalam perbaikan-perbaikan politik ke depan,” kata seorang ibu di Desa Ruko Kokota Jaya.

Anak muda dari Desa WKO juga merespon hal serupa, “Diskusi ini bagai pencerahan yang sangat dibutuhkan di desa kami. Praktik politik di sini selama ini sama seperti patologi demokrasi yang disebutkan tadi: transaksional dan politisasi identitas.”

Cerdaskan Warga dengan Literasi

Selain memberikan pendidikan politik bagi warga, Graal juga mendistribusikan ratusan buku dengan beragam genre dan laptop bagi rumah baca yang ada di Kabupaten Halmahera Utara, yaitu Rumah Baca dan Sekolah Anyaman di Kao, Komunitas Perempuan Bercerita di Tobelo, dan Rumah Baca Tabatuku di Galela Utara.

Dengan mendorong literasi, Graal berharap ini bisa linier untuk menumbuhkan sikap kritis warga. Bagi dia, yang dapat menggerakkan perubahan adalah tulisan dan bacaan, karena tidak ada peradaban yang tak berdiri di atas literasi.

“Karena itu saya menyalurkan buku-buku ini, tujuannya supaya masyarakat bisa menjangkau pengetahuan lebih dekat. Saya juga berharap dengan adanya laptop ini, masyarakat bisa beradaptasi dengan teknologi dan mengejar ketertinggalan,” harap pegiat literasi ini saat penyerahan buku.

Hadirnya buku-buku dan laptop ini, menurut seorang warga Desa Tutumaloleo, mempermudah semua anak-anak untuk baca banyak buku, karena ada banyak pengetahuan di sana. Sebelum ada buku di rumah baca ini, setiap malam anak-anak di kampung ini kerjanya main hp.

“Tetapi setelah disalurkannya buku, anak-anak di desa kami setiap malam selalu kumpul sama-sama dan baca buku. Dengan ini, kami sangat berterima kasih kepada Pak Graal atas hal-hal baik ini,” ungkap seorang warga Desa Tutumaloleo.

Melalui politik gagasan dan literasi, Graal pun berharap bisa mewujudkan demokrasi yang berkualitas ke depan. Sikap kritis warga akan tumbuh dan berkembang, dan mampu bertanggung jawab, selektif, dan cerdas dalam melahirkan pemimpin yang berkualitas.

“Keduanya —pendidikan politik dan literasi— perlu terus digaungkan di seluruh pelosok negeri dan perlu mendapat dukungan oleh semua lapisan masyarakat,” tutup calon anggota Legislatif (Capeg) DPD RI Dapil Maluku Utara, R. Graal Taliawo. (Asim)