Ternyata, Indonesia Tempati No 2 di Dunia Penyakit TBC Setelah India

by
Penyakit TBC (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyebut bahwa Indonesia menjadi negara dengan pengidap tuberkulosis atau TBC terbesar ke dua di dunia setelah India dengan jumlah kasus diperkirakan mencapai 969.000 per tahun. Karenanya ia meminta kepada pemerintah melakukan berbagai langkah dalam penanganan kasus yang khawatirkan tersebut.

“Kemenkes bersama instansi terkait lainnya, harus cepat melakukan berbagai langkah dalam penanganan TBC di Indonesia, mulai dari menggencarkan surveilans atau deteksi, pengobatan, hingga pemberian vaksin,” kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/7/2023).

Selain iti, lanjut Bamsoet, Kemenkes berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk membenahi sarana, prasarana, dan infrastruktur yang ada di tiap daerah agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih sehingga bisa mencegah penyebaran TBC yang lebih luas.

“Kemenkes bersama pemerintah daerah, mengklasifikasikan penyebab maraknya TBC di Indonesia, agar dapat dilakukan upaya untuk menangani maraknya kasus TBC di Indonesia, serta dapat dilakukan langkah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah timbulnya dan meluasnya sebaran TBC di lingkungan sekitar,” kata Bamsoet.

Kemudian, langkah lanjut, Bamsoet meminta juga Kemenkes, dapat mengupayakan percepatan deteksi dini TBC agar dapat dilakukan langkah penanganan dan pengobatan yang lebih maksimal terhadap TBC, dan memastikan masyarakat yang saat ini tengah menjalani pengobatan TBC untuk disiplin dalam meminum obat hingga benar-benar tuntas sampai sembuh.

“Dalam hal ini Kemenkes, memastikan tiap fasilitas kesehatan/faskes, baik Pusat Kesehatan Masyarakat/Puskesmas hingga rumah sakit memiliki fasilitas pengobatan dan penanganan TBC, termasuk dalam memastikan vaksin TBC baru yang akan masuk ke Indonesia, agar penanganan TBC bisa dilakukan dengan lebih maksimal.

Pemerintah juga harus mengalokasikan anggaran kesehatan, termasuk anggaran untuk penanganan TBC, baik yang melalui anggaran negara maupun donasi, untuk benar-benar direalisasikan untuk membantu mengentaskan masyarakat dari TBC.

“Paling penting, Kemenkes dan pemangku kepentingan lainnya untuk berkomitmen dalam memberantas maraknya TBC di Indonesia beserta tantangan yang dihadapi, seperti terkait diagnosis dan terapi, resistensi obat, hingga stigma negatif terhadap pengidap TBC,” imbuh Bamsoet. (Kds)