Camat Ady Pally Gerakan Kaum Milenial untuk Lestarikan Budaya

by
Camat Alak, Ady Pally.. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Camat Alak, Yulianus Willem Pally gerakan kaum milenial untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal, sehingga mampu berinovasi dan berimajinasi.

“Ke depan, kita harus bisa tampilkan lebih banyak anak-anak muda atau kaum milenial, dalam even-even budaya,” tegas Ady Pally sapaan akrabnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/7/2023).

Pihaknya sangat menyayangkan, para penari dan penenun yang tampil dalam even seni budaya selama ini, masih didominasi orang-orang tua, sedangkan anak-anak muda hanya menonton.

“Sampai saat ini belum ada kaum milenial yang bisa menciptakan tarian dan motif tenun, masih menggunakan karya pendahulu kita,” tandas dia.

Padahal, tambah Ady Pally, orang-orang tua tidak sekolah tinggi-tinggi, tapi bisa menciptakan tarian dan tenun yang baik, dimana didalamnya ada makna yang sangat mendidik, tapi tidak dimengerti oleh kaum milenial.

“Mereka tidak sekolah, tapi bisa menciptakan gerakan-gerakan tari yang begitu baik, dan motif tenun yang sangat indah, karena mereka mampu berinovasi dan imajinasi dengan baik,” ungkap Ady Tally.

Untuk menggerakan kaum milenial cinta akan seni dan budaya, jelas Ady Pally, dalam waktu dekat akan dibangun gedung pelatihan untuk Pemuda NTT, di Kelurahan Manulai II.

“Kalau tidak ada halangan, akhir Juli 2024 kita sudah memiliki gedung pelatihan diatas lahan 5 Ha. Saat ini sudah mulai dilakukan pematokan lahan,” paparnya.

Ady Pally mengakui bahwa dia harus bersaing dengan Kabupaten Kupang dan Sumba, untuk bisa mendirikan gedung yang dibiayai oleh Kementrian PUPR RI tersebut

“Saya bersikeras bahwa gedung pelatihan ini harus dibangun di Kota Kupang, lalu saya berhasil mencari lahan yang tepat di Manulai II, dan sudah dilakukan penandatanganan, sehingga tinggal membangun,” kata dia.

Menurut Ady Pally, bila gedung tersebut sudah bisa dimanfaatkan, dan banyak kegiatan yang ada disana, otomatis bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar.

“Tentu masyarakat bisa menjual makanan atau hasil karyanya. Dan saya sudah minta satu ruangan untuk memajang hasil-hasil UMKM,” pungkasnya. (iir)