Kondisi Ekonomi Pengaruhi Pemotongan Hewan Kurban di Mangle

by
Para panitia kurban Mangle saat mencincang daging. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Akubat kondisi ekonomi yang tidak stabil, mempengaruhi jumlah hewan kurban yang dipotong Komunitas Mangle, Perkumpulan Suku Sunda di Provinsi NTT.

Hal ini diakui Ketua Panitia Idul Adha 1444 H, Yohan di Sekretariat Mangle, Sabtu (1/7/2023).

“Jumlah hewan kurban hanya 3 Ekor Sapi saja, turun dari tahun lalu ada 5 Ekor Sapi,” tandas Yohan.

Selain dampak perekonomian tang tidak stabil, ungkap Yohan, juga masih adanya dampak Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 lalu.

“Memang Covid-19 sudah tidak Pandemi lagi, tapi dampak masih kita rasakan hingga saat ini,” papar Yohan.

Diakui Yohan, petugas pemotongan hewan kurban ditunjuk dari Tim Julaeha, yang memang sudah terlatih dan ahli dalam memotong dan mengetahui kondisi sapi layak atau tidak untuk disembelih.

“Dari Tim Julaeha ada juga orang Mangle, jadi kita manfaatkan mereka. Tim Julaeha ini diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama (NU), latihannya seperti sekolah,” jelas Yohan.

Ditambahkan dia bahwa penyembelihan hewan kurban baru dilaksanakan di akhir Idul Adha, hal ini disebabkan Tim Jularha masih melaksanakan tugas di tempat lain.

“Sengaja kita sembelih hari ini, karena tugas Tim Mangle dil tempat lain sudah selesai. Setiap tahun kita manfaatkan keahlian mereka ini,” jelas Yohan.

Disinggung tentang pembagian hewan kurban, menurut dia, diberikan kepada anggota Mangle dahulu, setelah itu ke masyarakat sekitar dan kaum Dhuafa.

“Mudah-mudahan di tahun selanjutnya kondisi semakin baik, sehingga hewan yang akan disembelih juga banyak, dan masyarakat penerima daging makin banyak juga,” harap Yohan. (iir)