WOAH Bantu 200 Ribu Vaksin Rabies untuk NTT

by
Kadis Kesehatan, Catatan Sipil dan Kependudukan NTT, Ruth Laiskodat saat memberikan keterangan terkait Rabies. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – World Organization for Animal Health (WOAH) sebagai Badan Kesehatan Hewan Dunia, membantu 200 Ribu Vaksin Rabies untuk penanganan rabies di Provinsi NTT.

“Pengiriman pertama 100 Ribu sudah sampai, sisanya tinggal 100 Ribu lagi,” tegas Kadis Peternakan Provinsi NTT, Yohana E. Lisapaly saat jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Jumat (23/6/2023).

Dikatakan Yohana Lisapaly, sebelum timbulnya kasus Rabies di Kabupaten TTS, setiap tahunnya melalui APBN lewat Dinas Peternakan NTT selalu mengadakan vaksin.

“Anggaran dari APBN ini biasanya untuk penanganan Rabies di Db;aratan Flores dan Lembata, ternyata tahun ini Kabupaten TTS yang terkena kasus. Padahal selama ini di sana aman-aman saja,” ujar Yohana Lisapaly.

Dikatakan Yohana Lisapaly, selain WOAH, bantuan juga diberikan oleh Organisasi Pemerhati Anjing, NGO, dan Kementrian Pertanian RI.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat atau awal bulan Juli ini, bantuan sudah bisa kita terima, sehingga bisa diteruskan ke Kabupaten TTS, Daratan Flores dan Lembata,” harap Yohana Lisapaly.

Diakui Yohana Lisapaly, kondisi hingga tanggal 22 Juni 2023 di Kabupaten TTS, terdapat 515 Orang tergigit anjing, Tapi bukan anjing yang terinfeksi rabies.

“515 itu yang terkonfirmasi, mungkin karena maraknya rabies, sehingga mereka yang tergigit anjing langsung melaporkan, meskipun belum tentu anjing rabies,” papar Yohana Lisapaly.

Dikatakan Yohana Lisapaly, meskipun bukan karena gigitan anjing rabies, tapi mereka tetap dipantau. Karena saat ini sudah ada yang meninggal tiga orang, dirawat satu orang.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT, Ruth Laiskodat menjelaskan bahwa Rabies saat ini mengancam tiga wilayah yakni Daratan Flores, Lembata dan TTS.

“Kalau terjadi gigitan anjing, dan tidak tahu itu anjing rabies atau bukan, sebaiknya langsung mencuci luka di air mengalir dengan detergent selama 15 Menit, lalu langsung ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan selanjutnya,” ajar Ruth Laiskodat.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan, karena Virus rabies itu luarnya berupa lemak, sehingga ketika terkena detergen akan hilang.

“Kalau sudah sampai di layanan kesehatan, perawat dan tenaga medis sudah tahu apa yang harus dilakukan, karena sudah ada tata laksana penanganan rabies,” ujar Ruth Laiskodat.

Hal senada juga diungkapkan Ruth Laiskodat bahwa ada 515 Orang yang tergigit anjing, dengan rincian yang belum ada gejala sebanyak 448 Orang, gejala yang tidak khas rabies ada 63 Orang dan gejala khas rabies 4 Orang.

“Kalau melihat anjing dengan gejala ekor menekuk ke sela-sela kaki, keluarkan air liur banyak, takut cahaya dan menggigit apa yang ada di sekitarnya, lebih baik hindari dan lapor ke Satgas Rabies,” tegas Ruth Laiskodat mengingatkan. (iir)