Patriot Ekspor, Barantan Optimis Capai Target

by
Kepala Karantina RI, Bambang foto bersama saat kunker ke NTT di aula El Tari Kupang. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Sebagai Koordinator Patriot Ekspor, Badan Karantina Pertanian (Barantan) optimis ekspor komoditas pertanian tahun 2024, akan mencapai target.

“Kami akan terus menyemangati semua pihak, baik di pusat maupun daerah, agar mempersiapkan gerakan-gerakan ekspor,” tandas Kepala Barantan, Bambang MM saat melakukan kunjungan kerja ke NTT, bertempat di aula El Tari Kupang, Rabu (12/4/2023).

Gerakan-gerakan ekspor tersebut, jelas Bambang, dengan meningkatkan produktifitas komoditas pertanian, disamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga mengejar untuk diekspor.

“Target sampai akhir tahun 2024 yakni 1.300 Triliun untuk ekspor pertanian, sekarang baru mencapai 658,2 Triliun. Peningkatannya sudah luar biasa dari tahun 2019, yang baru 390 Triliun. Tapi saya optimis mencapai target,” papar Bambang.

Diakuinya perjuangan menuju tahun 2024 masih cukup berat, oleh karena itu akselerasi peningkatan produktivitas seluruh jajaran karantina, untuk ikut membantu teman-teman teknis, baik yang di pusat maupun di daerah, serta gubernur, walikota/bupati dan jajarannya memanfaatkan potensi-potensi yang bisa diakselerasi dalam mendorong ekspor komoditi.

“NTT salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya, yang bisa digalakan mendorong ekspor, misalnya untuk pengembangan tanaman pangan itu komoditas jagung, target kita tahun 2023 ini bisa swasembada,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, target secara nasional setidaknya ada 23 Juta Ton jagung untuk kebutuhan dalam negeri, dan diharapkan bisa lebih dari itu, supaya ada yang bisa diekspor.

“Permintaan akan ekspor tinggi sekali yakni Thailand dan Vietnam serta beberapa negara lain sangat butuh jagung, sehingga NTT bisa menangkap peluang itu,” kata Bambang.

Selain jagung, jelas Bambang, Provinsi NTT terkenal sebagai penghasil ternak terbesar, sehingga jika diintegrasikan dengan pengembangan jagung, dinilai sangat tepat.

“Biomas atau sisa-sisa dari tanaman jagung, bisa diolah menjadi pakan ternak, sehingga upaya pengembangan ternak bisa berjalan sustainable, karena ada ketersediaan pakan yang cukup dari limbah atau biomas dari jagung.

“Tanaman jagung disini sangat cocok sekali dikembangkan, karena dengan intensitas matahari yang tinggi, terkait persoalan air, kalau Pemda dan PUPR turun tangan pasti bisa terselesaikan dengan baik, dalam membantu masyarakat untuk menggalakan jagung disini,” kata Bambang.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Karantina Pertanian Klas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar menegaskan, kebijakan pemerintah tidak akan pernah menjadi friksi di lapangan, karena pemerintah daerahnya, baik gubernur maupun bupati dan walikota serta jajaran Polri/TNI mendukung penuh.

“Dukungan inilah yang menjadi spirit hingga sampai sekarang, tidak ada friksi di masyarakat, terkait dengan kebijakan-kebijakan, terutama terkait hal penolakan, penahanan dan pemusnahan,” tambahnya. (iir)