Jaga Rekam Jejak, Generasi Muda Dituntut Cakap Digital

by
Diskusi #MakinCakap Digital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Generasi muda dituntut cakap digital, dengan kemampuan memanfaatkan media sosial serta peningkatan produktivitas. Dengan cakap digital, generasi muda memiliki peranan besar dalam kemajuan berbagai sektor di Indonesia.

Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo menilai, saat ini. intensitas di ruang digital semakin tinggi untuk berkomunikasi, bekerja, belajar, berbelanja, bahkan untuk transaksi keuangan.

“Terkadang internet justru memberi dampak negatif karena pengguna tidak memiliki tujuan berada di ruang digital,” kata Bambang dalam diskusi #MakinCakapDigital# Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Generasi Cerdas dan Cakap Digital” pada Selasa (11/10/22).

Menurut Bambang, banyak yang tidak mengetahui bahwa ada rekam jejak digital yang tidak bisa hilang. Sehingga aktivitas di di medsos harus bertanggung jawab.

“Jangan sampai unggahan lama menjadi masalah dikemudian hari dan dilihat orang tua, anak, pasangan, bahkan calon bos.
Fokus membangun citra diri yang baik,” saran Bambang.

Kurator Naskah di ceritasantri.id Athif Thitah Amithuhu menambahkan, saat seseorang mempublikasikan aktivitasnya, secara otomatis terekam jejak digitalnya.

Bagi Athif, langkah paling mungkin dilakukan yaitu masyarakat lebih berhati-hati dalam menyebarkan postingan saat menggunakan medso maupun berinteraksi online.

“Tak bijak gunakan media sosial dan aplikasi, menghancurkan citra sendiri,” ucapnya.

Dia menerangkan, data yang sudah dihapus pemilik data bahkan bisa dimunculkan kembali melalui aplikasi recovery file. Sekalipun sudah dilakukan factory data reset, kemungkinan memunculkan kembali data yang sudah terhapus akan tetap ada.

“Sekalinya ponsel kita diretas atau diketahui password emailnya, maka data yang diperoleh pihak lain itu akan sulit dihilangkan,” ujar Athif. “Ruang digital merupakan ruang branding diri- citra diri. Ber-Netikat akan menngkatkan kredibilitas kita,” sambungnya.

Maryam Fithriati, Ketua PW Fatayat NU DIY, memaparkan tentang data dari We are Social Hootsuite (2022) per Februari di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7% dari populasi penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya (2,1 juta atau naik 1%).

Menurut Maryam, tingginya jumlah pengakses digital berdampak pada semakin tinggi juga pengguna layanan digital dan perubahan gaya hidup masyarakat.

“Tuntutan harus cakap bermedia digital. Menyesuaikan dengan kebutuhan karena akses terhadap layanan dan fasilitas dilakukan secara digital,” kata Maryam.

 

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.