Bau Belerang dari 5 Titik Api Perbukitan Naimutis Membuat Warga Pusing-pusing

by
Perbukitan Naimutis, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Masyarakat Desa Setbot mengeluh sakit pusing-pusing sejak kemunculan titik api di lima titik yang disertai terciumnya bau belerang dari perbukitan Naimutis, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Masyarakat banyak yang mengeluhkan pusing-pusing sejak munculnya lima titik api dari perbukitan Naumitis, banyak masyarakat yang juga sakit kepala karena menghirup bau belerang yang menyengat,” kata Kepala Desa Setbot, Zet Besie saat dihubungi dari Kupang, seperti dilansir Antara, Senin (10/11/2022).

Dia mengatakan apabila terjadi angin timur maka bau belerang serta bau minyak tanah sangat terasa oleh warga di kawasan permukiman warga Desa Setbot yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi munculnya lima titik api dari perbukitan Naumutis itu.

Menurut dia, masyarakat tidak bisa menghindari kepulan asap dari bukit Naimutis karena lokasi pemukiman warga sangat dekat dengan lokasi munculnya lima titik api tersebut.

Dia menjelaskan warga yang mengeluhkan sakit kepala dan pusing-pusing langsung ditangani perawat dan bidan yang selama ini bertugas di Desa Setbot.

Ia menambahkan sekalipun ada fenomena munculnya lima titik api dari lereng bukit Naimutis tidak berdampak pada sumber air bersih untuk konsumsi bagi 410 kk atau 1.685 jiwa di Desa Setbot.

“Sumber air bersih untuk konsumsi warga masih aman, tidak ada rasa bau belerang sehingga aman untuk dikonsumsi warga,” katanya

Menurut dia Pemerintah Desa Setbot sedang mencari lokasi yang dianggap aman bagi masyarakat untuk tempat mengungsi sementara apabila aktifitas lima titik api itu terus meningkat.

“Hal itu kami lakukan untuk mengantisipasi hal yang paling buruk seperti terjadinya letusan sebagai dampak dari munculnya lima titik api itu,” kata Zet Besie.

Sementara itu Wakil Bupati Timor Tengah Selatan Johny Army Konay yang dihubungi secara terpisah mengatakan belum mengetahui adanya peristiwa munculnya lima titik api di Desa Setbot karena dirinya masih sedang bertugas ke luar daerah itu.

Sebelumnya, lima titik api muncul di lereng bukit Naimutis disertai dengan adanya bunyi letusan serta bau belerang dari kawasan perbukitan itu.

“Kejadian ini sudah berlangsung tiga minggu lalu diawali dengan terjadinya bunyi ledakan dari kawasan itu yang terjadi pada malam hari. Kami berpikir bunyi guntur tetapi pada pagi hari kami lihat muncul kepulan asap yang muncul dari sekitar lereng bukit Naimutis,” kata Kepala Desa Setbot Zet Besie, Senin (10/10/2022).

Ia mengatakan setelah terjadi ledakan itu, muncul lima titik api yang selalu mengeluarkan asap tebal di sekitar lokasi bukit Naimutis yang juga menyebarkan bau belerang dan bau minyak tanah.

Menurut dia, apabila terjadi hujan lebat di kawasan bukit Naimutis yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pemukiman warga, bukit itu tidak mengeluarkan asap.

“Apabila hujan berhenti baru mengeluarkan asap tebal disertai api dari lereng bukit Naimutis,” kata Zet Besie.

Menurut dia, longsoran larva dari bukit Naimutis mengalir ke Kali Bilakubelu yang berada tidak jauh dari lokasi munculnya titik api itu. (*/Antara/tim)