Etika Digital Hendaknya Diterapkan dalam Berselancar di Medsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Selain bijak mengunggah konten, netizen juga diharapkan bijak untuk menyampaikan komentar dan tulisannya di media sosial. Menyampaikan pendapat dan komentar sah-sah saja, tapi harus diingat, ada etika yang harus dijaga.

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM Bevaola Kusumasari mengatakan, negara melindungi kebebasan berekspresi, tetapi memiliki batas yang sama dengan hak-hak digital, tidak boleh melanggar hak dan melukai
orang lain.

“Tidak boleh membahayakan kepentingan publik, negara dan masyarakat,” kata Bevaola dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial” pada Senin (26/9/2022).

Bevaola, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/9/2022), menyampaikan, netizen harus memahami jenis-jenis informasi yang dilarang. Seperti, pornografi, khususnya pornografi anak (untuk melindungi hak anak), penyebaran ujaran kebencian (untuk melindungi hak komunitas), hasutan pada publik untuk melakukan pembunuhan, advokasi nasional, ras dan agama yang dapat
memicu diskriminasi, kekerasan dan permusuhan.

Lebih lanjut, ia menyarankan netizen menerapkan etika digital dalam berselancar di medsos. Yaitu, pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan
menjunjung nilai-nilai kebajikan untuk
kepentingan seluruh manusia

“Etika ada karena kita adalah manusia
Kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan demi mengangkat derajat manusia,” kata Bevaola.

Senada, Ketua Umum LESBUMI PBNU M. Jadul Maula menilai, tanpa kecakapan yang benar, bertanggung jawab, dan berbudaya, teknologi digital bisa menjadi faktor perusak bangsa dan karakter manusia.

Dia menegaskan, melalui teknologi
digital diharapkan menjadi lebih
memahami, mengamalkan dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan tujuan kebangsaan sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.

“Pancasila mesti dikomunikasikan sebagai ilmu dan nalar yang berakar di dalam agama dan budaya, yang memandu warga bangsa untuk berpikir dan bertindak sehingga mampu mewujudkan tujuan kemaslahatan bersama sebagai individu, masyarakat dan bangsa,” kata Jadul.

Sementara itu, Direktur Laboratorium Sosial dan MBKM Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta Saeroni berharap, setiap pengguna bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak
sebagai fitur proteksi dari serangan siber.

“Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” kata Saeroni. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.