Isu Isu Keagamaan , Konflik dan Perang , Ancaman Kedaulatan NKRI

by
Isu agama (Ilustrasi/Ist)

“Jadi bukan masalah Pak Jokowi sekarang ini. Bagi mereka ingin melengserkan siapa pun pemerintahnya kan. Karena intinya mereka ingin mendirikan Daulah Islam. Kami masih mendalami ya apa yang mereka maksud kan,” ujar Aswin, tim Densus 88.

TIDAK dapat dipungkiri bahwa agama telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia.Hal ini dibuktikan dengan jejak jejak keagamaan yang tersebar di hampir seluruh dunia.

Agama sudah ada di dalam kehidupan manusia kuno sampai manusia modern dengan memiliki fungsi pokok sebagai instrumen untuk mengendalikan manusia hidup beradab sekaligus sebagai sikap memahami keberadaan zat agung yang tidak terlihat secara kasat mata dengan entitas kehidupan lainnya di luar kehidupan yang ada di dunia.

Karena fungsi pokoknya sebagai instrumen pengendalian kehidupan manusia menjadikan agama memiliki peran esensial pada perjalanan peradaban yang diharapkan dapat berkembang dengan damai dan aman.

Namun sepertinya kondisi damai dan aman yang diharapkan lahir dari tuntunan keadaban perilaku manusia yang beragama tidak pernah terwujud sepenuhnya.

Konflik konflik manusia yang dikarenakan oleh isu isu keagamaan pada realitasnya menjadi persoalan peradaban yang tidak pernah kunjung usai bahkan ada kecenderungan konflik dan perang yang berkaitan dengan penggunaan sentimen keagamaan semakin meluas dan mengancam kedamaian dan keamanan manusia.

Konflik dan perang yang memanfaatkan isu isu keagamaan menunjukkan bahwa manusia tidak sepenuhnya dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu yang mengganggu rasa aman dan rasa damai pribadi maupun sosial yang menjadi hak dan kebutuhan dasar kehidupan bersama (HAM).

Konflik dan perang atas nama agama juga menunjukkan banyak orang dan kelompok lebih mengedepankan ego dan kepentingan diri dan kelompoknya dibandingkan kepentingan bersama yang lebih luas.

Pada realitas lainnya konflik dan perang dengan menggunakan isu keagamaan menjadi komoditas politik yang di kodifikasi dengan isu isu kemanusian lainnya bahkan tidak sedikit ruang ruang keagamaan dan isunya digunakan untuk memobilisasi manusia melakukan konflik dan perang.

Dalam konteks ini para tokoh agama tidak sedikit yang memainkan peran penting bahkan tidak sedikit tokoh agama justru menjadi pemantik api konflik dan perang para pengikutnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa agama rentan untuk digunakan sebagai media konflik dan perang yang kontradiktif, padahal misi mendasar kehadiran agama adalah membangun peradaban manusia.

Konflik dan perang dengan isu keagamaan juga menunjukkan menguatnya ego dan kepentingan individual dan kelompok yang mendegradasi kepentingan kepentingan bersama yang bersifat komunal (publik).

Pada negara yang masyarakatnya menempatkan agama sebagai instrumen mendasar pembangunan kepribadian , kerentanan konflik dan perang dengan menggunakan isu isu keagamaan akan semakin tinggi terjadinya konflik, karena realitasnya agama agama yang ada memberikan kontribusi pada menguatnya ego individu dan kelompok.

Indonesia sebagai negara yang majemuk dalam beragama memerlukan perhatian khusus dari sisi regulasi dan penegakkan hukum untuk meminimalisir konflik dan perang dengan menggunakan isu keagamaan yang resikonya tidak saja memberi pengaruh buruk bagi keamanan dan kedamaian tetapi juga eksistensi kedaulatan NKRI secara ideologis , politik dan teritorial.

Pancasila sebagai grand norma kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat dirasa belum cukup untuk mencegah terjadinya konflik dan perang dengan menggunakan isu keagamaan.

NKRI membutuhkan regulasi yang lebih kuat yang dapat menjamin bahwa agama tidak disalahgunakan oleh individu atau kelompok untuk menciptakan konflik dan perang, karena realitasnya masyarakat Indonesia sangat agamis tetapi juga tidak sedikit yang mudah dipengaruhi untuk berkonflik antaranak bangsa bahkan konflik dan perang melawan sendi sendi dasar ideologis, politik dan teritorial kedaulatan bernegara.

Yogyakarta , Mei 2022

*DR. Andry Wibowo Sik, Msi* –  (Doktor Ilmu Kepolisian Bidang Konflik Identitas, Mantan Anggota Pasukan Perdamaian PBB di Bosnia Herzegovina)