BERITABUANA.CO, KUPANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 1.146,28 Ribu per September 2021. Angka ini turun 23 Ribu orang dibandingkan periode Maret 2021.
Hal ini diungkapkan Plt. Kepala BPS Provinsi NTT, Adi H. Manafe saat jumpa pers virtual, Senin (17/1/2022).
Menurut Adi Manafe, secara persentase angka kemiskinan ini mencapai 20,44 Persen.
“Secara persentase penduduk miskin NTT perSeptember 2021 ini,20,44 Persen, mengalami penurunan 0,55 Persen poin dibanding Maret 2021 dan turun 0,77 persen poin dibandingkan September 2020,” tegas Adi Manafe.
Menurut Adi Manafe, dengan tren yang menurun ini, menunjukan makin bagus kinerja pemerintah. Karena mulai terasa upayanya untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.
Pada kesempatan tersebut, Adi Manafe menguraikan bahwa makanan masih menjadi faktor terbesar, yang mempengaruhi garis kemiskinan di Provinsi NTT pada September 2021 baik daerah perkotaan maupun pedesaan.
“September 2021 makanan berkontribusi sebesar 78,76 Persen sedangkan untuk garis kemiskinan bukan makanan sebesar 21,76 Persen,” ujar Adi Manafe.
Adi Manafe mengatakan, terdapat 10 makanan yang memberikan andil garis kemiskinan di NTT, dari 10 itu dua diantaranya memiliki kesamaan pola. Sedangkan jenis makanan lainnya berbeda antara perkotaan dan pedesaan.
“Dari 10 komoditas terbesar penyumbang kemiskinan makanan di perkotaan dan di pedesaan, diantaranya adalah beras sebesar 26,22 Persen bagi penduduk diperkotaan dan sebesar 37,77 Persen bagi penduduk yang tinggal di pedesaan,” ujar Adi Manafe.
Hasil kedua adalah rokok kretek filter, tambah Adi Manafe, yakni sebesar 9,21 Persen di daerah perkotaan dan sebesar 6,12 Persen penduduk di pedesaan. Komoditas penyumbang tingkat kemiskinan urutan ketiga adalah telur ayam ras 3,35 Persen di perkotaan dan gula pasi sebesar 2,89 di pedesaan.
Sementara itu, lima komoditas terbesar penyumbang kemiskinan non makanan di perkotaan dan di pedesaan, hanya satu yakni Perumahan terdapat persamaan, sedangkan empat lainnya yaitu, listrik, pendidikan, bensin dan perlengkapan mandi alami perbedaan antara perkotaan dan pedesaan,” pungkasnya. (iir)
