Cekal Omicron Belajar dari Kegagalan Varian Delta

by
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Mencegqh eskalasi pandemi COVID-19 akibat meluasnya penularan varian Omicron menjadi tantangan bersama. Pemerintah dan masyarakat perlu belajar dari kegagalan cegah-tangkal varian Delta yang kemudian menjadi pemicu lonjakan kasus COVID-19 pada periode Juni-Juli hingga Agustus 2021.

“Jadi meski di Indonesia belum ada varian Omicron, sangat diperlukan upaya ekstra keras untuk cegah-tangkal masuknya varian Omicron. Jangan sampai lalai pengalaman gelombang kedua varian Delta terjadi pagi gelombang tiga varian Omicron,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Gedung Parlemen, Senin (14/12/2021).

Bamsoet, biasa Bambang Soesatyo disapa mengatakan, bahwa saat ini ancaman nyata, potensi masuknya varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron dari Afrika. Kenyataan ini  jangan sampai disederhanakan.  Bahkan, setiap orang yang sudah menerima suntikan vaksin corona disarankan untuk tidak percaya diri berlebihan.  Soalnya, varian baru ini mampu mengganggu kesehatan setiap orang sekalipun orang itu sudah dua kali disuntik vaksin.

Karena itu, semua orang diimbau untuk selalu mewaspadai ancaman ini. Apalagi, layaknya sedang bertempur, agresivitas serangan musuh dengan identitas Varian Omicron itu sudah demikian dekat dengan teritori Indonesia, karena dia sudah terdeteksi di Singapura dan Malaysia, beberapa hari lalu.

Tindakan sigap dari pemerintah layak diapresiasi. Pemerintah telah menerbitkan peraturan baru yang melarang masuknya orang asing ke wilayah Indonesia, khususnya bagi mereka yang punya riwayat perjalanan mengunjungi Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria.

Peraturan ini hendaknya dilaksanakan dengan konsisten dan tanpa kompromi. Pelaksanaan peraturan ini harus diawasi dengan ekstra ketat.

Potensi penularan varian Omicron hendaknya mengingatkan masyarakat tentang kegagalan pihak berwenang di dalam negeri melakukan cegah-tangkal varian Delta dari India, beberapa bulan lalu. Ketika India sedang menuju puncak lonjakan jumlah kasus COVID-19 pada Maret-April 2021. Saat itu pemerintah lalai dan akhirnya wabah besar varian Delta merasuki negara kita.

Oleh karena itu, kata Bamsoet, sangat perlu bagi pemerintah dan semua elemen masyarakat menyeragamkan tekad dan langkah cegah-tangkal  (cekal) varian Omicron. Cekal pada varian dari Afrika ini harus efektif, agar segenap elemen masyarakat terhindar dari kemungkinan eskalasi  Pandemi COVID-19 yang dipicu oleh varian Omicron.

Untuk mencegah kemungkinan terburuk di dalam negeri, kepatuhan bersama pada protokol kesehatan (prokes) harus tetap terjaga. Suka tidak suka, semua pemerintah daerah harus kembali memberi perhatian  pada aspek kepatuhan warga pada Prokes.

Masalahnya, hasil survei  Satgas Covid-19 per November 2021 menunjukan terjadinya penurunan kepatuhan masyarakat menjalankan Prokes.  Catatan lain yang juga patut digarisbawahi oleh semua Pemda adalah kecenderungan penularan di sejumlah daerah.

Mendorong kepatuhan masyarakat pada Prokes sangat beralasan. Selain munculnya potensi ancaman dari varian Omicron, masyarakat pun sedang bersiap menyongsong libur natal dan tahun baru (Nataru).

Pada periode libur Nataru, selalu ada potensi meningkatnya mobilitas masyarakat.  Hasil survei Kementerian Perhubungan mengindikasikan  tidak kurang dari 19,9 juta warga diprediksi akan melakukan perjalanan mudik saat libur Nataru.

Maka, antisipasi dari semua perangkat kerja pemerintah daerah sangat diperlukan guna meminimalisir penularan COVID-19. Semua Pemda didorong untuk memperketat pelaksanaan Prokes di ruang publik, khususnya pada moda transportasi umum, stasiun kereta api, terminal, bandara dan pintu-pintu masuk lainnya. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *