Buku Perempuan, Konflik dan Perdamaian Bukti Peran Perempuan Sangat Signifikan

by
Bedah buku secara virtual diselingi dengan hiburan pembacaan puisi

BERITABUANA.CO, KUPANG – Buku Perempuan, Konflik dan Perdamaian yang diluncurkan Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT), membuktikan bahwa perempuan memainkan peran yang signifikan pada masa konflik.

Hal ini diungkapkan Pdt. Ira Mangililo selaku nara sumber pada acara Bedah Buku tersebut, yang dilaksanakan secara virtual, Senin (29/11/2021) malam.

“Para perempuan juga sebagai pejuang, pemimpin masyarakat, organisator yang mengkoordinir teman-teman senasib di tempat pengungsian, aktivis pekerjaan apa saja, baik sebagai petani, pedagang dan peran lainnya,” tandas Ira Mangililo.

Ira Mangililo mencatat, bahwa tidak seperti narasi-narasi konflik lainnya, yang cenderung menggarisbawahi kalau perempuan itu lemah, dan tema-tema guna meminimalisir dampak kekerasan yang terjadi selama masa konflik.

“Buku ini dengan berani melawan arus, dan dengan gamblang menuturkan kembali berbagai cerita teror, upaya-upaya perjuangan para perempuan yang penuh risiko, untuk mempertahankan kehidupan,” tandasnya.

Nara sumber lain, John Prior yang juga Pastor di Flores mengaku pihaknya jarang mendengar para ibu pernah atau sedang terlibat secara langsung dalam upaya mendamaikan situasi yang kacau.

“Tapi justru dalam buku ini, jelas ditulis oleh ibu-ibu aktivis, perspektif mereka harus didengar dan digumuli, lebih baik lagi oleh kaum laki-laki,” tukas John Prior.

Karen Campbell-Nelson, salah seorang yang terlibat dalam pembuatan buku tersebut mengakui, banyak kendala yang ditemui baik oleh para peneliti maupun para periset, tapi mereka tidak mengenal lelah.

“Hampir satu dekade para peneliti dan periset berjuang, apalagi dihadapkan juga dengan kondisi Covid-19. Tapi semua dapat mereka atasi,” kata Karen Campble-Nelson.

Sebelumnya, Ketua JPIT, Pdt. Ina Bara Pa mengatakan, para perempuan dalam buku ini, tidak saja mengalami konflik, tapi juga terlibat dalam konflik.

“Mereka mengambil peran, mencermati jalur partisipasi, menyusun strategi untuk membangun kembali peradaban kehidupan damai sebagai kebutuhan setiap orang, dalam komunitas,” tegas Ina Bara Pa.

Pihaknya meminta untuk menyudahi konflik, sesuai harapan para penyintas kepada semua masyarakat.

“Pengalaman ini adalah tentang sejarah upaya perdamaian bagi kita dan generasi kita,” ujar Ina Bara Pa. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *