Indra Utami Tamsir, Pertahankan Musik Keroncong Langgam Jawa

by
Indra Utami Tamsir.

BERITABUANA.CO,JAKARTA – Indra Utami Tamsir merupakan satu nama tersisa di genre musik keroncong, langgam Jawa. Tugas IUT, demikian  dia disapa, harus menjaga musik keroncong langgam Jawa agar tidak punah, terus bertahan di industri musik nasional, dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat terutama generasi muda.

Agar keroncong tak kehilangan peminatnya, penerima penghargaan Penyanyi Keroncong Terbaik AMI Award 2013 ini meluncurkan album teranyar bertajuk “Sutra Dewangga”. 

Dari sembilan lagu di album Sutra Dewangga, tujuh diantaranya liriknya ditulis sendiri oleh IUT, sedangkan keseluruhan musiknya diaransemen oleh Budi L Tandang. Bersama Budi, kolaborasi kedua  yang menelurkan album “Nggayuh Katresnan” diganjar AMI Award.

Mulanya IUT hanya ingin memproduksi 2 lagu, kemudian chemistry dari kolaborasi ini menghadirkan lagi 7 lagu baru sehingga ada total 9 lagu baru yang ada di album ini.  

Notasi dan aransemennya ditulis Budi, antara lain Kayungyun, Kembang Impen, Cincin Emas dan Ngelayun Esem

” Saya terinspirasi dari keberhasilan lagu-lagu berbahasa daerah dalam merebut hati kaum millenial,” katanya hari ini, (7/8), saat ditemui pada peluncuran album Sutra Dewangga, di Mari Studio, Epiwalk, Epicentrum, Kuningan, Jakarta. 

Dia juga ingin lagu keroncong yang merupakan budaya bangsa Indonesia diterima oleh semua lapisan masyarakat terutama generasi muda. 

Karena itu dia dan tim manajemen merilis albumnya tak hanya dalam bentuk fisik, melainkan dalam versi digital.

Pada album Sutra Dewangga ini, lagu-lagu karya mereka, Kayungyung, Kembang Impen, Cincin Emas, Embun Khayangan, Ngeronce Asmoro, Nglelayun Esemmu, Lintang Sore, Tembang Tresno dan Pengen Nyanding. 

Lagu-lagu ini menghadirkan nuansa baru dimana bertempo lebih cepat dan lebih ceria serta bercerita tentang perasaan bahagia saat jatuh cinta. 

Ia sudah merilis empat album yakni “Pengantin Agung” (2012), “Nggayuh Katresnan” (2013), “Wanita” (2016), dan “Mustika Indonesia” (2018).

Dr Ir Achmad Fachrodji, Direktur Utama Balai Pustaka mengatakan, senang menyambut album IUT “Sutra Dewangga”.

Ia mengatakan, Balai Pustaka juga mengelola Lokananta, perusahaan rekaman pertama dari kota Solo yang banyak memproduksi album keroncong.

“Keroncong jangan tinggal kenangan tapi harus bertahan di negeri Ini. “Album Ini ditunggu tunggu oleh peminat keroncong,” kata Achmad.

Indra Utami mengatakan, di era pandemi ia sempat beralih ke bisnis kuliner dinamakan Dapur Keroncong lalu karena pengabdian pada keroncong, ia berusaha mengenalkan ke semua kalangan, termasuk kalangan

milenial, ” Saya ingin mengenalkan bahwa keroncong itu keren, bukan bikin ngantuk,” katanya.

Merasa jenuh berbisnis ia minta dibuatkan lagu yang nantinya disebut Sutra Dewangga ke dalam satu album.

Menurut Indra Utami, memproduksi apapun harus sempurna, mengingat hanya sedikit lagu keroncong yang diproduksi. (Efp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *