BERITABUANA.CO, KUPANG – Penurunan indeks harga pada enam dari 11 kelompok pengeluaran, mendorong terjadinya Deflasi di Provinsi NTT pada bulan Maret 2021.
Hal ini diungkapkan Kepala BPS Provinsi NTT, Darwis Sitorus saat jumpa pers virtual, Kamis (1/4/2021).
Keenam kelompok pengeluaran tersebut, kata Darwis Sitorus, yakni kelompok makanan, pakaian, transportasi, Informasi, rekreasi dan perawatan pribadi.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang turun sebesar 1,07 persen,” tandas Darwis Sitorus.
Diakui Darwis Sitorus, tiga Kota di NTT yang alami Deflasi sebesar 0,36 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,53.
“Kota Kupang mengalami Deflasi sebesar 0,35 persen, Kota Maumere mengalami Deflasi sebesar 0,27 persen, dan Kota Waingapu mengalami Deflasi sebesar 0,47 persen,” rinci Darwis Sitorus.
Terkait dengan ekspor impor, jelas Darwis Sitorus, pada bulan Februari 2021 nilai ekspor sebesar US $ 857.205, dengan volume sebesar 1.356,03 ton.
“Ekspor dari NTT alami peningkatan sebesar 1.548,82 persen dari ekspor bulan Januari 2021, yang sebesar US $ 51.989,” papar Darwis Sitorus.
Ditambahkan Darwis Sitorus, nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas senilai US $ 75.192 dan ekspor non migas senilai US $ 782.013. Seluruhnya dikirim ke Timor Leste sebesar US $ 857.205.
“Komoditas terbesar yang diekspor adalah kelompok komoditas Minyak Atsiri, Kosmetik Wangi-wangian senilai US $ 143.897,” tegasnya.
Untuk impor, tandas Darwis Sitorus, pada Februari 2021 senilai US$ 1.756.895 dengan volume sebesar 4.725,01 ton, dengan komoditas terbesar adalah Bahan Bakar Mineral yang didatangkan dari Malaysia.
“Dibandingkan kumulatif nilai ekspor sebesar US $ 909.194 terhadap kumulatif nilai impor sebesar US $11.538.061, maka pada tahun 2021 terdapat defisit sebesar US $10.628.867,” ujar Darwis Sitorus. (iir)
