Hindari Blacklist, Penulis Jurnal Harus Pahami Etika Publikasi

by
Zoom Meeting Cloude STIKOM InterStudi The Series #5 dengan tema "Menulis Artikel Menembus Jurnal Nasional dan Internasional Bereputasi".

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Era baru pendidikan menuntut jurnal sebagai syarat utama dalam berbagai moment terutama dalam meningatkan kariernya. Selain itu, penulisan jurnal juga merupakan bentuk tanggungjawab sosial dan akademis bagi mahasiswa, guru dan dosen.

Demikian dikemukakan Editor in Chief Jurnal Komunikator UMY, Dr. Filosa Gita Sukmono, M.A dalam Zoom Meeting Cloude STIKOM InterStudi The Series #5 dengan tema “Menulis Artikel Menembus Jurnal Nasional dan Internasional Bereputasi”, Rabu (9/10/2020) kemarin.

Penulisan jurnal yang terbit, lanjut Filosa, tidak terlepas dari beberapa kaidah atau aturan yang berbeda-beda, tergantung porsi yang diinginkan penerbit.

“Menulis artikel jurnal itu butuh kesabaran dan merupakan perpaduan antara aspek teknis dan mentalitas,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Filosa, diperlukan strategi khusus dalam menulis artikel jurnal. Sebelum menulis harus memiliki riset terlebih dahulu. Setelah melakukan riset, harus rajin mengikuti conference karena dengan mengikuti conference, dapat menambah ilmu termasuk ilmu dalam melakukan mereview terhadap sebuah jurnal. Langkah selanjutnya adalah dengan memahami logika Open Journal System (OJS).

“Di Indonesia, OJS ini sangat menguntungkan para pembaca karena umumnya jurnal bereputasi di Indonesia tidak berbayar,” kata Filosa yang mengaku sangat menghargai kebijakan pemerintah yang mengharuskan jurnal yang open akses. Karena banyak jurnal internasioal yang hanya bisa membuka abstraknya saja tanpa bisa melihat isi jurnalnya.

Untuk penulis pemula, dirinya menyarankan untuk membaca author giudline karena di dalamnya berisi peraturan bagaimana penulisan jurnal yang sesuai standar. Penulis jurnal harus memahami etika publikasi. Ini banyak terjadi untuk penulis pemula yang banyak menyalahi etika dalam penulisan jurnal sehingga tidak jarang banyak penulis yang di blacklist.

“Penulis perlu mengikuti secara cermat template dari jurnal yang dituju. Dan yang tak kalah penting dalam penulisan jurnal adalah jumlah daftar pustaka atau referensi. Jurnal yang baik harus memiliki dafar pustaka yang banyak,” ujarnya.

Diluar masalah teknis, faktor mentalitas juga diperlukan bagi seorang penulis jurnal dengan ‘Berkepala dingin’ merespon komentar reviewer jurnal. Selain itu, dianjurkan untuk membangun relasi yang baik dengan para editor jurnal, demikian Editor in Chief Jurnal Komunikator UMY itu.

Di akhir sesi, Ketua Penyelenggara webinar STIKOM InterStudi The Series Suhendra Atmaja, S.Sos, M.Si, Lm berharap agar materi yang disampaikan Dr. Filosa Gita Sukmono bisa bermanfaat bagi para penulis terutama para penulis pemula agar bisa menembus jurnal nasional dan Internasional.

“Kegiatan sejenis akan terus dilakukan agar karya mahasiswa dan dosen dapat diaplikasikan di dunia jurnal,” tutup Suhendra Atmaja. (CS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *