Nuning: Keutuhan NKRI Harus Terus Dijaga

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA- Pembakaran Bendera PDI Perjuangan pada aksi Demonstrasi PA 212 yang digelar di depan Gedung DPR pada Rabu, (24/6/2020) banyak disesalkan berbagai pihak. Sebagaimana yang disampaikan oleh Anggota DPR RI PDI Perjuangan 1999-2004, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si.

Nuning, begitu biasa disapa mengatakan bahwa upaya mendelegitimasi PDIP sebagai partai nasional besar pasti ada dan biarkan hal tersebut jadi urusan PDIP. Tetapi, perang kognitif yang ditimbulkan atas upaya tersebut bisa menjalar kemana-mana yang jadi urusan kita semua.

“Ini bisa jadi embrio perpecahan bangsa dan awal keterpurukan bangsa negara. Kita harus bersama-sama hentikan ini. Bukan membela PDIP semata tapi untuk hal lebih besar, yaitu keutuhan NKRI negara kita tercinta,” kata Nuning sebagaimana keterangan tertulisnya, Jumat (26/6/2020).

Nuning pun mengungkapkan bahwa hatinya ikut terluka melihat bendera PDIP dibakar dan diinjak-injak oleh pihak yang memiliki tujuan politik tertentu.

“Bagaimana tidak saya bersama Ibu Megawati Sukarnoputri dan kader PDIP senior lain sejak tahun 1996 berjuang bersama membangun sebuah Parpol yang bernama PDI Perjuangan dengan peluh, air mata serta penuh resiko hidup dan mati,” kenang Nuning.

Aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan tersebut terjadi disela-sela demonstrasi untuk menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Padahal, saat ini DPR sudah menunda pembahasannya.

“Bayangkan saya pernah menggigil ketakutan saat ikut Ibu Megawati dikarantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, diawasi setiap gerak oleh Pemerintah Orde Baru. Suasana mencekam saat itu tidak bisa kulupakan,” ujar Nuning yang juga Pengamat Militer dan Intelijen ini.

Nuning menuturkan, meskipun kini dirinya sudah bukan lagi anggota PDIP, namun tetap merasa sedih dan marah melihat aksi pembakaran bendera partai itu. “Kejadian itu tidak bisa dibenarkan apapun alasannya, belum lagi ada unsur pelanggaran hukum disitu,” tuturnya.

Ia pun mengingatkan agar setiap langkah yang dilakukan terlebih dahulu difikirkan. “Hendaknya, semarah, sebenci apapun kita pada situasi politik negeri kita jangan pernah kita menghina simbol yang paling hakiki milik pihak manapun seperti contohnya sebuah bendera,” kata Nuning.

“Melakukan demo plus melakukan hal anarkis di saat pandemi Covid 19 saat ini tanpa terapkan protokol kesehatan itu konyol namanya. Lebih konyol lagi mereka yang mengerahkan demo tersebut, tidak berperikemanusiaan karena membiarkan orang lain berdesakan menyongsong ajal tiba akibat tertular virus Corona,” sambung mantan Anggota Komisi Pertahanan DPR ini.

Gunakan Jalur Hukum

Nuning menambahkan, jika tidak setuju seharusnya menggunakan jalur hukum. Sebab, cara itu yang lebih mencerminkan kita sebagai bangsa besar yang berbudaya berakhlak baik dan santun.

“Pancasila pun menuntun kita untuk bermusyawarah dan mufakat. Ini penting agar bangsa ini tidak punah karena perang saudara akibat Adu Domba,” jelasnya.

Ia menilai, upaya mendelegitimasi PDIP sebagai partai nasional besar pasti ada dan biarkan itu menjadi urusan PDIP. Tetapi, perang kognitif yang ditimbulkan atas upaya tersebut bisa menjalar ke mana-mana yang jadi urusan kita semua.

“Bukan membela PDIP semata, tetapi untuk hal lebih besar, yaitu keutuhan NKRI, negara kita tercinta. Ayo kita tetap mencintai Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945 dengan setia dan beradab. Ayo kita lawan pihak yang ingin merusaknya. Merdeka!,” tutup Nuning. (006)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *