Prediksi Ekonom, Awan Gelap 2026 Mengancam Ekonomi Global dan Indonesia

by
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA— Awan ketidakpastian kembali menyelimuti ekonomi global menjelang 2026, dengan ancaman perlambatan pertumbuhan, tensi geopolitik, dan kebijakan perdagangan yang berpotensi mengguncang pasar. Para ekonom memperingatkan bahwa tekanan yang meningkat di berbagai kawasan dunia akan ikut menyeret prospek ekonomi Indonesia.

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, dalam forum Economic Outlook di Jakarta, Kamis (4/12/2025), menegaskan bahwa fundamental global masih rentan dan belum menunjukkan arah pemulihan yang solid.

“Kami memandang bahwa ekonomi global masih diliputi ketidakpastian. Ini tentu akan memengaruhi ekonomi Indonesia, terutama melalui jalur perdagangan dan sektor keuangan,” ujarnya.

Salah satu risiko terbesar datang dari perlambatan ekonomi China. Meski pada semester I-2025 negeri tersebut tumbuh di kisaran 5,3%, kinerja pada kuartal III-2025 melemah hingga di bawah 5%. Kondisi ini, kata Josua, menciptakan downside risk tambahan bagi ekspor Indonesia yang selama ini bergantung pada permintaan China.

Tidak hanya itu, kebijakan tarif impor Amerika Serikat diperkirakan menjadi tekanan baru bagi ekonomi global tahun depan, terutama bagi sektor padat karya dan industri berorientasi ekspor yang sensitif terhadap perubahan aturan perdagangan internasional.

Risiko semakin tebal seiring potensi eskalasi geopolitik, mulai dari konflik di Timur Tengah hingga kemungkinan meningkatnya ketegangan antara China dan Jepang. Situasi tersebut dapat mengganggu arus perdagangan, rantai pasok global, dan menambah volatilitas di pasar keuangan.

“Ketidakpastian itu bisa muncul kapan saja dan akan sangat memengaruhi kondisi global,” tegas Josua. (Ery)