BERITABUANA.CO, LUMAJANG- Ekstrakurikuler Tata Busana (Jahit) Madrasah Aliyah (MA) Syech Tambuh sudah menghasilkan karya dari siswi yang mengikuti kegiatan tersebut. Setidaknya ada dua buah baju yang selesai dijahit oleh siswi Kelas X dan XI MA Syech Tambuh.
Dengan dipandu dan dibantu oleh guru Ekstrakurikulernya yakni Bapak Ngadi, mereka menyelesaikan tugas menjahit satu baju batik dan baju koko warna hitam.
“Anak-anak sudah mulai bisa menjahit, itu ada dua baju yang diselesaikan,” kata Ngadi disela-sela mengajari siswi MA Syech Tambuh di Laboratorium Tata Busana, BLKK Syech Tambuh, Rabu (1/10/2025).
“Memang, dalam pelatihan menjahit ini, anak-anak diberikan teori soal menjahit dasar. Setelah mahir, barulah tahapan selanjutnya memotong bahan/kain. Nah, tadi saya yang motong, anak-anak yang jahit,” sambungnya.
Pengurus Yayasan Syech Tambuh yang menaungi Pesantren Skill dan Madrasah Aliyah, Ustadz Muhammad Umar Fadloli mengapresiasi terkait Ekstrakurikuler Tata Busana di MA Syech Tambuh, Terlebih sudah menghasilkan karya.
“Ini luar biasa, sudah ada karya yang dihasilkan para siswi MA Syech Tambuh. Semoga kedepannya makin banyak karya yang dihasilkan. Apalagi, di MA Syech Tambuh bukan hanya Tatabusana aja, ada juga Informatika Desain Grafis dan Tata Boga,” katanya.
Selasa Dan Kamis
Madrasah Aliyah Syech Tambuh terus berupaya mengembangkan keterampilan peserta didik melalui berbagai program pembelajaran tambahan. Salah satunya adalah program penumbuhan skill menjahit yang secara rutin dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis.
Program ini diikuti oleh seluruh peserta didik dan dilaksanakan di Ruang Tata Busana Madrasah. Selasa, 29/09/2025.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik dengan penuh semangat. Mereka tidak hanya belajar teori dasar menjahit, tetapi juga praktik langsung mulai dari mengenal peralatan menjahit, membuat pola sederhana, hingga keterampilan dasar memperbaiki pakaian.
“Program ini bertujuan agar peserta didik memiliki bekal keterampilan hidup (life skill) yang bisa dimanfaatkan di masa depan. Selain itu, kegiatan menjahit juga melatih ketelitian, kesabaran, dan kerapian, yang menjadi nilai penting dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari,” tutur Ngadi Selaku Guru pembimbing Tata Busana.
Salah satu peserta didik (Devi) mengungkapkan rasa senangnya karena bisa mempelajari keterampilan baru. “Awalnya sulit, tapi setelah terbiasa terasa menyenangkan. Kami jadi punya keahlian tambahan yang bermanfaat,” ujarnya.
“Program ini bukan sekadar kegiatan tambahan, melainkan sebuah ikhtiar madrasah dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan hidup (life skill) yang bermanfaat. Menjahit adalah salah satu keterampilan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan belajar menjahit, kalian tidak hanya mampu membuat atau memperbaiki pakaian, tetapi juga belajar tentang kesabaran, ketelitian, kerapian, serta tanggung jawab terhadap hasil karya yang kalian buat. Kami berharap, melalui program ini, kalian semua dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh, serius, dan penuh semangat. Jangan malu untuk belajar, jangan takut salah, karena setiap keterampilan hanya bisa dikuasai dengan latihan yang tekun dan konsisten.” Ujar Muhammad Maftuh Sururi, S.Pd. Selaku Kepala Madrasah.
Dengan adanya kegiatan menjahit ini, madrasah berharap peserta didik dapat lebih mandiri serta siap menghadapi tantangan zaman, baik untuk melanjutkan pendidikan maupun terjun ke dunia kerja. (TIM)