BERITABUANA.CO, BANGKOK — Ketegangan militer antara Thailand dan Kamboja kembali meningkat setelah pemerintah Thailand menuduh pasukan Kamboja menembakkan senjata berat ke wilayahnya pada Jumat (25/12/2025), di tengah berlangsungnya perundingan bilateral yang bertujuan meredakan konflik perbatasan kedua negara.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan pada konferensi pers harian, otoritas Thailand menyebut aksi tersebut memaksa militer mereka mengambil “langkah pertahanan diri yang diperlukan” untuk menjaga kedaulatan wilayah. Insiden itu terjadi pada Jumat pagi waktu setempat, saat delegasi kedua negara masih membahas peluang gencatan senjata.
Sehari sebelumnya, seorang prajurit Thailand dilaporkan mengalami luka parah setelah menginjak benda yang disebut otoritas setempat sebagai ranjau darat yang baru dipasang di kawasan perbatasan. Thailand menuding perangkat tersebut diletakkan oleh pihak Kamboja, tuduhan yang dibantah Phnom Penh.
Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya eskalasi terbaru dan sama-sama menolak klaim pihak lawan.
Perundingan tingkat tinggi antara Thailand dan Kamboja telah dimulai sejak Rabu di Provinsi Chanthaburi, wilayah Thailand yang berbatasan langsung dengan Kamboja, dan dijadwalkan berlangsung hingga Sabtu.
Patuhi Perjanjian Gencatan Senjata
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio mendesak kedua negara untuk kembali mematuhi perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Washington dan ditandatangani pada Oktober lalu. Pekan lalu, Rubio menyatakan Amerika Serikat “optimistis secara hati-hati” bahwa kedua pihak akan kembali ke jalur kesepakatan damai.
Pertempuran terbaru ini menandai salah satu eskalasi terburuk dalam beberapa tahun terakhir, berakar pada sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun di wilayah bergunung dan sulit diakses, yang kerap memicu bentrokan bersenjata.
Namun sejumlah analis menilai peluang de-eskalasi kini semakin menyempit.
Meningkatnya sentimen nasionalisme di dalam negeri masing-masing negara dinilai mendorong kedua pemerintah mengambil sikap keras, meningkatkan risiko konflik yang lebih luas dan berkepanjangan.
Sebagai bagian dari tekanan terhadap Phnom Penh, Thailand juga dilaporkan memperketat pengiriman minyak ke Kamboja, langkah yang dinilai bertujuan membatasi kemampuan logistik dan operasional militer negara tetangganya. (Red)







