Novita Wijayanti Tekankan Nilai Empat Pilar Kebangsaan di Tengah Pemulihan Banjir Cilacap

by
Anggota MPR RI daru Fraksi Partai Gerindra Novita Wijayanti menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VIII meliputi Kabupaten Banyumas dan Cilacap. (Foto: Dok)

BERITABUAN.CO, JAKARTA – Anggota MPR RI daru Fraksi Partai Gerindra Novita Wijayanti menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VIII meliputi Kabupaten Banyumas dan Cilacap.

Dalam kegiatan yang digelar pada Selasa (9/12/2025), di Desa Madura, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap itu, Novita menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di tengah kondisi masyarakat yang tengah menghadapi bencana alam.

“Kegiatan sosialisasi Empat Pilar itu menjadi sangat relevan, terutama ketika masyarakat sedang menghadapi musibah bencana. Di situlah nilai kebangsaan benar-benar diuji dan diterapkan dalam kehidupan nyata,” kata Novita dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/12/2025).

Novita mencontohkan, pada November 2025 lalu, banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap akibat curah hujan tinggi. Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Wanareja menyebabkan meluapnya Sungai Cikawung, Citanduy, dan Cibaganjing, mengakibatkan banjir di tiga desa, merendam ribuan rumah, serta memaksa ratusan warga mengungsi.

Di Desa Madura, sambung Novita, mengalami banjir paling parah terjadi di Dusun Purwasari dan Dusun Margasari. Tercatat, di Dusun Purwasari sebanyak 135 jiwa terdampak, dengan 32 rumah terendam air setinggi 20 hingga 70 sentimeter.

Pada kesempatan tersebut, Novita juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah desa serta para donatur yang telah membantu warga terdampak banjir. Menurutnya, solidaritas yang ditunjukkan seluruh elemen masyarakat merupakan cerminan nyata pengamalan empat pilar kebangsaan.

“Saat bencana terjadi, kita melihat semua pihak bergotong royong tanpa memandang latar belakang. BPBD, Basarnas, pemerintah desa, pemerintah daerah, dinas terkait, relawan, hingga masyarakat saling bahu-membahu. Inilah wujud nyata penerapan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,” tegas legislator peraih gelar doktor ilmu manajemen dan bisnis Universitas Persada Indonesia (UPI YAI).

Hal itu, kata anggota Komisi V DPR RI ini menekankan, dalam situasi duka dan darurat seperti itu, sudah tidak ada sekat perbedaan suku, ras, maupun agama. Semua bersatu untuk saling membantu dan meringankan beban sesama.

Lebih lanjut, Novita menyoroti pentingnya pendidikan empat pilar kebangsaan sejak dini, terutama kepada generasi muda. Menurutnya, kemajuan teknologi yang pesat di era generasi z tidak boleh mengikis nilai kepedulian sosial dan semangat gotong royong.

“Zaman boleh semakin modern dan teknologi semakin canggih, namun nilai-nilai ketimuran bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila harus tetap melekat pada setiap generasi. Ini perlu ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari,” sebut Novita yang juga ketua umum PP Perempuan Indonesia Raya (PIRA).

Ia menambahkan, teknologi seharusnya dimanfaatkan untuk mendukung kemajuan dan keselamatan masyarakat, termasuk dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana. Meski demikian, sambungnya, peran manusia dengan empati, rasa kemanusiaan, dan solidaritas tetap tidak tergantikan.

“Secanggih apa pun teknologi, peran manusia yang memiliki rasa empati dan kepedulian tetap sangat penting, terutama dalam penanganan bencana,” kata Novita.

Menutup pernyataannya, Novita mengajak masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lebih untuk tidak ragu membantu saudara-saudara yang terdampak bencana.

“Bantuan dalam bentuk apa pun—uang, barang, jasa, bahkan perhatian—sangat berarti bagi mereka yang sedang berduka. Kepedulian kita bisa menjadi semangat bagi mereka untuk bangkit kembali,” pungkasnya. (Jal)