BERITABUANA.CO, KUPANG – Kekerasan terhadap perempuan adalah isu serius yang tidak hanya melukai fisik dan psikis, tetapi juga berdampak langsung pada ketahanan ekonomi keluarga.
Demikian disampaikan Wakil Walikota Kupang, Serena Francis saat membuka kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perempuan Penyintas Kekerasan dan Kepala Keluarga Perempuan, Selasa (18/11/2025), di Hotel Sahid T-More Kupang.
“Banyak perempuan terjebak dalam ketergantungan ekonomi kepada pihak yang justru menjadi sumber kekerasan,” aku Serena Francis.
Namun hari ini, ujar Serena Francis, dirinya melihat wajah-wajah perempuan yang tidak menyerah, yang memilih untuk bangkit.
“Masa lalu boleh penuh luka, tetapi masa depan selalu penuh harapan,” ungkapnya.
Serena Francis menyampaikan pemberdayaan ekonomi merupakan kunci kemerdekaan perempuan, maka dengan pelatihan ini, bukan hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi membuka peluang bagi peserta untuk memulai usaha mandiri, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
“Pemkot Kupang telah berkomitmen melalui berbagai program berbasis keberpihakan, seperti SABOAK Sunday Market sebagai ruang usaha kreatif bagi perempuan dan UMKM, serta INA KASIH, yang memastikan akses pembalut gratis bagi perempuan pra-sejahtera dan remaja putri,” papar dia.
Serena Francis mengakui, Pemkot Kupang memiliki keterbatasan, tetapi komitmen tidak terbatas. Sehingga ingin setiap perempuan di Kota Kupang, memiliki kesempatan yang adil untuk meraih cita-cita.
Sedangkan Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DP3A Kota Kupang, Mordc Putra Marcus Ratu Kore menjelaskan, kekerasan terhadap perempuan masih menjadi persoalan serius, dan berdampak luas, termasuk terhadap kondisi ekonomi korban.
“Ketergantungan ekonomi kerap menjadi penghalang utama, bagi korban untuk keluar dari lingkaran kekerasan,” ujar Murdc.
Karena itu, tambah Murdc, pemberdayaan ekonomi dipandang sebagai instrumen penting untuk memulihkan kepercayaan diri perempuan, memperkuat kendali atas kehidupan mereka, dan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
“Berdasarkan data BPS Provinsi NTT, jumlah angkatan kerja perempuan di Kota Kupang pada tahun 2024 mencapai 75.465 jiwa. Melimpahnya potensi sumber daya ikan di Kota Kupang menjadi peluang besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tambah, termasuk melalui pelatihan pembuatan abon ikan,” ungkap dia.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan peserta dalam mengolah hasil perikanan menjadi produk bernilai ekonomi, mendorong pendapatan dan kemandirian usaha, meningkatkan nilai jual produk olahan ikan, serta memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
Sebanyak 20 perempuan yang terdiri dari penyintas kekerasan dan kepala keluarga perempuan mengikuti pelatihan ini, berdasarkan data UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kupang. (iir)







