Bulog Pastikan Stok Beras Aman hingga Akhir 2025

by
Ilustrasi Badan Urusan Logistik (Bulog) Foto: Ist/Net

BERITABUANA.CO, JAKARTA — Perum Bulog memastikan ketersediaan stok beras nasional dalam jumlah besar untuk menjaga stabilitas harga hingga akhir 2025. Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, stok beras untuk intervensi pasar atau program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mencapai 1,5 juta ton.

“Stok yang disiapkan Bulog untuk operasi pasar sebanyak 1,5 juta ton. Dari jumlah itu, sekitar 500 ribu ton sudah digelontorkan ke pasar, sehingga masih ada cadangan sekitar 1 juta ton,” ujar Rizal seusai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (20/10/2025).

Rizal menegaskan, stok tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Bulog dan menjadi jaminan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras hingga akhir tahun. Ia optimistis pasokan yang kuat akan mendukung program swasembada pangan nasional.

“Ini stok terbaik dalam sejarah Indonesia berdiri. Kami siap menjaga pasokan dan memastikan tidak ada gejolak harga menjelang akhir tahun,” tambahnya.

Langkah intervensi pasar ini menjadi bagian dari strategi tiga pilar yang diinisiasi pemerintah untuk menekan harga beras yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Sedang Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan, strategi tersebut mencakup imbauan kepada pedagang, pelaksanaan operasi pasar, serta penindakan terhadap pelanggaran harga.

“Ada imbauan kepada pedagang, kemudian operasi pasar, dan terakhir penindakan,” kata Amran.

Operasi pasar dilakukan secara kolaboratif oleh Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, dan Satuan Tugas Pangan (Satgas Pangan) dari Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) di tingkat provinsi. Beras SPHP yang disalurkan dalam program ini mendapat subsidi tinggi dari pemerintah.

Menurut Amran, anggaran subsidi pangan—terutama untuk beras—mencapai Rp150 triliun, setara dengan Rp4.900–Rp5.000 per kilogram.

“Subsidi beras ini yang paling tinggi. Karena itu harus dijaga betul, kita menjaga produsen sekaligus konsumen,” tegasnya.

Amran menambahkan, intervensi pasar tidak hanya menyasar beras SPHP, tetapi juga beras premium dan medium yang dijual di atas HET. Program ini bersifat sementara (ad hoc) hingga awal 2026, sembari pemerintah menyiapkan langkah jangka panjang lewat percepatan program swasembada pangan di berbagai daerah. (Ery)