BERITABUANA.CO, KUPANG – Dalam rangka menyambut HUT ke-148, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Provinsi NTT menggelar acara Quarantine Goes to School, ke SMA Negeri 2 Kupang.
Dalam sambutannya, Kepala Balai KHIT NTT, Simon Soli menegaskan, Balai Karantina juga termasuk layanan publik.
“Jadi kalau layanan publik itu ada tiga S nya, yakni Senyum, Sapa dan Salam. Tetapi di Balai Karantina ada juga penegakan hukum, kalau tidak dilengkapi dokumen,”ujar Simon Soli.
Diakui Simon Soli, dalam melaksanakan tugas Balai Karantina memastikan ada tidak dokumen, dan sehat atau tidaknya hewan, ikan dan tumbuhan serta produk turunannya yang akan dibawa untuk di lalu lintaskan.
“Misalnya ada keluarga di Sabu, kita mau bawa daging sei kesana, harus ada dokumen karantinanya, supaya sampai di sana daging tersebut bisa dikonsumsi oleh keluarga,” jelas dia.
Itulah tugas Balai Karantina, jelas Simon Soli, memastikan komoditas atau produk yang akan dilalulintaskan melalui bandara, pelabuhan atau Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dipastikan sehat.
“Karantina itu bertugasnya hanya disitu. Jadi tugas kami hanya di bandara, pelabuhan, pelabuhan penyeberangan dan PLBN. Kalau bawa hewan, maudiseberangkan ke pulau atau provinsi lain, harus ada sertifikat karantinanya,” ujarnya mengingatkan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMAN 2 Kupang, Daryana F. Mage menyampaikan apresiasi kepada Balai KHIT NTT, yang mau berbagi praktik baik untuk siswanya.
“Ini pengalaman pertama bagi kami, dikunjungi Balai Karantina melalui Quarantine Goes to School,” ujar Daryana Mage.
Daryana Mage mengakui, baik para pendidik maupun anak didik di SMA Negeri 2 Kupang masih sangat awam dengan Balai Karantina, hal ini dikarenakan jauh dari Pelabuhan Tenau.
“Kami sangat awam dengan balai karantina, apalagi para siswa. Karena zonasinya dari Kepala Lima. Sehingga jarang ke Tenau, kecuali mungkin orang tua mereka,” ungkap dia.
Sehingga, tambah Daryana Mage, kesempatan hari ini merupakan kesempatan terbaik, untuk mendapatkan pengalaman baik dan pengetahuan dari karantina.
,
“Anak-anak, ini kesempatan unttuk menambah wawasan, pengalaman, ilmu tentang KHIT yang ada di NTT,” ujar Daryana Mage.
Menurut Daryana Mage, NTT merupakan satu provinsi kepulauan, sehingga proses peternakan, perikanan bahkan pertanian sangat besar. Dan peluang untuk ada banyak hal yang masuk, entah itu sakit penyakit lewat makanan, hewan, ikan dan tumbuhan.
“Untuk itu diminta kepada kita semua, untuk bisa mengikuti kegiatan dengan baik, supaya punya pengalaman.Kita juga dituntut punya kesadaran lebih, akan pentingnya kesehatan diri,” tegasnya.
Disamping itu, lanjut dia,ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Tidak hanya lingkungan disekitar, tetapi juga lingkungan hidup sendiri, didalamnya kesehatan diri sendiri.
“Karena itu, diharapkan momen ini dipakai dengan baik, agar mengetahui secara langsung dari Karantina,” harap Daryana Mage. (iir)