BERITABUANA.CO, JAKARTA – Indonesia masih menghadapi tantangan bagaimana membuat seluruh rantai transportasi, terutama yang bersifat publik dan logistik beralih ke sistem yang lebih bersih dan efisien demi dekarbonisasi, memangkas emisi karbon di Indonesia. Meski, penjualan kendaraan listrik di Indonesia sudah menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Oleh karena itu, kata Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tugas yang lebih besar adalah, agar seluruh rantai mobilitas manusia dan barang menjadi lebih bersih, efisien, dan tangguh.
Dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, Jumat (10/10/2025). AHY pun mengingatkan, Indonesia tidak bisa meniru atau “mengimpor” strategi pembangunan dari negara-negara maju begitu saja. Konteks sosial, ekonomi, dan fiskal Indonesia berbeda, dan pendekatan copy-paste hanya akan menciptakan ilusi kemajuan
“Satu pelajaran yang jelas. Tidak ada formula yang cocok untuk semua, tidak ada solusi instan, dan tidak ada satu pun pola yang dapat ditiru oleh negara-negara berkembang,” ungkap AHY.
Strategi transisi energi dan pembangunan berkelanjutan Indonesia, menurut AHY, harus dirancang dengan memahami realitas yang dihadapi negara-negara berkembang.
Ia menolak anggapan bahwa blueprint yang sukses di negara maju bisa langsung diterapkan di Indonesia tanpa penyesuaian.
“Kondisi di negara-negara berkembang berbeda. Demografi, kebutuhan pertumbuhan, dan realitas fiskal kita semuanya berbeda,” kata AHY.
Karena itu, imbuh dia, meski Indonesia telah menjual ratusan ribu unit kendaraan listrik, hingga pangsa pasarnya kini mencapai 10%, tantangan sesungguhnya adalah menerapkan dekarbonisasi atau transisi energi yang lebih bersih di semua rantai transportasi di Indonesia. (Ram)
